Selasa 31 Aug 2021 13:00 WIB

Soudah dan Rijal Almaa: Keindahan Alam Arab Saudi

Soudah dan Rijal Almaa: Keindahan Alam Arab Saudi

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Muhammad Hafil
Pegunungan Al-Soudah di Arab Saudi yang puncaknya berlapis salju bahkan saat musim panas.
Foto: Saudi Gazette/Rushoud al-Harthy
Pegunungan Al-Soudah di Arab Saudi yang puncaknya berlapis salju bahkan saat musim panas.

IHRAM.CO.ID,JEDDAH -- Arab Saudi berupaya memperluas sektor rekreasi, pariwisata dan perhotelan yang terbuka untuk pelancong internasional. Salah satu daya tarik khusus yang memberikan keunggulan bagi industri pariwisata Saudi adalah Pegunungan Soudah dan 'Tahlal', di Rijal Almaa.

Soudah adalah rumah bagi puncak tertinggi di Arab Saudi, sekitar 3.000 meter di atas permukaan laut. Pegunungan ini telah lama populer di kalangan penduduk setempat, karena suhunya yang sejuk sepanjang tahun.

Baca Juga

Dilansir di Arab News, Selasa (31/8), bersama dengan sejarahnya yang kaya dan pemandangan yang menakjubkan, wilayah pegunungan ini memiliki semua potensi untuk menjadi tujuan wisata utama.

Soudah Development Co. diluncurkan oleh Putra Mahkota, Mohammed bin Salman, yang juga menjabat sebagai ketua Dana Investasi Publik PIF. Proyek ini dibuat untuk membantu Soudah dan sebagian Rijal Almaa di wilayah Asir, tumbuh menjadi tujuan wisata kelas dunia.

Soudah dan Rijal Almaa membanggakan kombinasi keragaman geografis, sejarah dan budaya, yang memberi pengunjung rasa otentik antara hubungan sosial dan perendaman budaya. Lokasi ini juga memberi berbagai pilihan tempat tinggal dan rekreasi.

Lokasi proyek dipilih dengan sangat hati-hati, dengan memperhatikan dan menggabungkan semua elemen kedalaman sejarah, keindahan alam dan nilai-nilai kemanusiaan, berdasarkan warisan Arab dan Islam.

Tempat itu juga menarik perhatian para peneliti dan cendekiawan Barat selama beberapa dekade, seperti insinyur Amerika Karl Twitchell, yang ditugaskan oleh pendiri Saudi Raja Abdul Aziz untuk mencari air.

Soudah menarik sekitar 1 juta pengunjung per-tahun. SDC berharap dapat mengembangkan destinasi, yang akan menarik sebanyak 2 juta pengunjung setiap tahun pada 2030.

Di sisi lain, daerah ini juga dipenuhi dengan sumber daya ekonomi alam seperti besi. Profesor sejarah di Universitas King Khalid, Dr. Ahmed Al-Fayeh, menunjukkan penduduk daerah tersebut biasa mengambil mineral yang digunakan dalam industri tradisional, terutama besi dan timbal, selain senyawa belerang yang digunakan dalam pembuatan pisau, keris, janbia dan pedang.

Industri tembikar dan kulit juga menjadi hal yang terkenal di daerah tersebut. Kekayaan alam yang mengesankan menjadi dasar proyek pariwisata modern, termasuk hutan juniper dan pohon zaitun liar. Ratusan pohon dan semak lainnya di wilayah ini seolah membentuk satu ruang hijau besar.

Pegunungan tinggi berpadu dengan hutan lebat memberikan investasi langka dan lingkungan pariwisata. Proyek ini mengandalkan komponen alam sambil melestarikan flora dan faunanya, yaitu burung walet, merpati penyu dan merpati liar, yang kicaunya membentuk melodi alam bercampur dengan gemericik air yang mengalir melalui hutan pegunungan.

SDC menanamkan 11 miliar riyal Saudi ke dalam infrastruktur lokal. Pengembangan yang direncanakan meliputi 2.700 kamar hotel, 1.300 unit hunian, serta 30 atraksi komersial dan hiburan.

Proyek ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas layanan yang diberikan di area tersebut, dengan berinvestasi dalam pembangunan infrastruktur melalui lebih dari 20 proyek senilai, lebih dari 3 miliar riyal Saudi

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement