Senin 30 Aug 2021 07:02 WIB

Gubernur Aceh Apresiasi Penyerahan Wilyah Kerja Migas Blok B

Pemerintah dan seluruh segenap rakyat Aceh menyampaikan apresiasi

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Budi Raharjo
Presiden Joko Widodo (kanan) berbincang dengan Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah (kiri) saat meninjau perkembangan pembangunan Seksi IV jalan tol di Desa Indra Puri, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Jumat  (21/2/2020). (ilustrasi)
Foto: AMPELSA/ANTARA FOTO
Presiden Joko Widodo (kanan) berbincang dengan Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah (kiri) saat meninjau perkembangan pembangunan Seksi IV jalan tol di Desa Indra Puri, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Jumat (21/2/2020). (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masih dalam suasana memperingati hari kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 76, hari ini menjadi momen spesial bagi Pemerintah dan Pemerintah Aceh dengan diserahkannya Naskah Asli Kontrak Kerja Sama Wilayah Kerja (WK) "B". Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, mengatakan naskah kontrak kerja sama adalah dokumen resmi negara sebagai landasan hukum penyerahan pengelolaan migas blok B yang terletak di Kabupaten Aceh Utara kepada Pemerintah Aceh melalui badan usaha setempat yaitu PT Pema Global Energi.

"Tentu ini sebuah sejarah baru bagi Aceh, bahkan bagi bangsa ini dan untuk itu atas nama Pemerintah Aceh dan seluruh segenap rakyat Aceh kami menyampaikan apresiasi, menyampaikan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada Pemerintah melalui Kementerian ESDM, melalui Menteri ESDM Bapak Arifin Tasrif beserta seluruh jajarannya yang telah mengamanahkan pengelolaan WK migas Blok B kepada Pemerintah Aceh," ujar Nova.

Menurut Gubernur kepercayaan ini tidak akan disia-siakan. Pengelolaan oleh perusahaan daerah ini dinilai akan menjadi milestone bagi Aceh dalam rangka mengoptimalkan potensi sumber daya alam yang ada di wilayahnya. "Untuk mengelola sumber daya alam lokal sebagaimana amanat Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh," ujarnya melanjutkan.

Gubernur Nova berharap produksi gas dari WK Blok "B" dapat menjadi pendorong tumbuhnya industri baru berbasis gas di Aceh khususnya di Kawasan Ekonomi Khusus Lhokseumawe. Sementara, Kepala BPMA Teuku Mohamad Faisal mengungkapkan bahwa untuk menjaga kesinambungan produksi, penerimaan negara serta penerimaan Aceh, khususnya dari Wilayah Kerja "B", perlu memastikan strategi investasi hulu migas serta berbagai insentif yang dapat diberikan agar investasi hulu migas menjadi lebih menarik.

Sebagai implementasi dari pengelolaan bersama sumber daya alam migas di Aceh, Pemerintah dan Pemerintah Aceh senantiasa bersinergi untuk menciptakan iklim investasi di Aceh menjadi lebih menarik. Untuk itu, PT Pema Global Energi selalu menjaga nama baik Pemerintah maupun Pemerintah Aceh.

Mewakili Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif, Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Ego Syahrial menyampaikan selamat kepada Pemerintah Aceh atas penyerahan Naskah Asli Kontrak Kerja Sama WK "B" ini. "Atas nama Pemerintah, kami juga mengucapkan selamat kepada PT Pema Global Energi, semoga apa yang diharapkan oleh banyak pihak bisa memberikan dampak ekonomi ataupun yang dibutuhkan oleh masyarakat Aceh, yaitu betul betul bisa mendorong pertumbuhan industri di Aceh untuk merealisasikan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Lhokseumawe Aceh," ucap Ego.

Untuk itu, Ego berharap agar komitmen kerja pasti yang sudah dituangkan dalam kontrak kerja sama untuk periode tiga tahun pertama dapat direalisasikan dengan baik. Disamping itu, produksi minyak yang saat ini sekitar 878 barrel oil per day (BOPD) dapat ditingkatkan menjadi dua kali lebih besar.

"Blok B ini produksi minyaknya sekitar 800 BOPD, untuk gas cukup bagus, sekitar 44 juta kaki kubik per hari (MMSCFD), jadi kalau saya lihat dengan komitmen kerjanya dan apa yang sudah direncanakan PT Pema dibawah arahan BPMA, tahun depan diharapkan bisa mencapai produksi dua kali lipat, bisa 2.000 BOPD dan gasnya bisa terus dipertahankan. Kalau itu betul-betul bisa dilaksanakan, harapan Pak Gubernur, Blok B ini dapat terus berkontribusi untuk KEK Lhokseumawe," tambah Ego.

Kontraktor Kerja Sama yang baru juga diharapkan dapat memperhatikan dengan baik faktor keamanan dalam bekerja memgingat ini adalah sumur yang memiliki resiko tinggi. "Kalau bisa zero tolerance, karena ini kita bicara masalah produksi gas yang sudah tua, jadi dalam pengelolaannya selain harus lebih efisien, berusaha meningkatkan cadangan produksi, kita juga mengharapkan unsur keamanannya harus betul betul diperhatikan," lanjut Ego.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement