Senin 30 Aug 2021 13:30 WIB

Prefektur Gunma Jepang Laporkan Vaksin Moderna Tercemar

Bercak hitam kecil ditemukan di dalam ampul vaksin Moderna di Prefektur Gunma

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Botol vaksin Moderna yang sudah digunakan untuk disuntikan kepada warga di bangsal Sumida, Tokyo, Rabu (30/6).
Foto: AP
Botol vaksin Moderna yang sudah digunakan untuk disuntikan kepada warga di bangsal Sumida, Tokyo, Rabu (30/6).

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO - Vaksin Covid-19 Moderna yang tercemar ditemukan di prefektur Gunma Jepang pada Ahad (29/8), kasus terbaru di negara tersebut yang melibatkan vaksin buatan Amerika Serikat. Bercak hitam kecil ditemukan di dalam ampul vaksin Moderna sehingga membuat otoritas perfektur untuk menunda vaksinasi yang menggunakan vaksin dari kelompok Moderna tempat botol itu berasal, kata pejabat prefektur Gunma.

Kementerian Kesehatan Jepang pada Sabtu mengatakan dua orang meninggal usai menerima dosis vaksin Moderna. Vaksin yang digunakan merupakan bagian dari kelompok Moderna yang kemudian ditangguhkan menyusul temuan unsur kontaminasi.

Baca Juga

Pemerintah mendaku tidak ada masalah keamanan atau efikasi yang teridentifikasi dan penangguhan tersebut hanyalah langkah antisipasi. Investigasi penyebab kematian masih berlangsung.

Pekan lalu Jepang menghentikan penggunaan 1,63 juta dosis vaksin Moderna setelah distributor lokal Takeda Pharmaceutical mendapat laporan sejumlah ampul mengalami kontaminasi. Moderna dan perusahaan farmasi Spanyol Rovi, yang menempatkan vaksin Moderna untuk pasar selain Amerika Serikat, saat itu mengatakan kontaminasi dapat disebabkan oleh masalah manufaktur di salah satu jalur produksi Rovi.

Vaksin yang dimaksud di Gunma berasal dari kelompok Moderna yang berbeda dari yang penggunaannya telah ditangguhkan, kata pejabat Gunma. Vaksin dari kelompok yang sama telah diberikan kepada 4.575 orang di Gunma. Namun otoritas prefektur tidak mendengar adanya laporan sakit, lanjutnya. Unsur kontaminasi ditemukan pada vaksin Moderna di prefektur Okinawa di Jepang selatan.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement