Senin 30 Aug 2021 09:53 WIB

Dampak Tapering The Fed Picu Laju IHSG Melandai

Isu eksternal diprediksi menekan IHSG sepekan ini.

Rep: Novita Intan/ Red: Fuji Pratiwi
Karyawan memantau pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) (ilustrasi). IHSG sepekan ini diprediksi tertekan akibat isu-isu eksternal.
Foto: Antara/Aprillio Akbar
Karyawan memantau pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) (ilustrasi). IHSG sepekan ini diprediksi tertekan akibat isu-isu eksternal.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) masih melandai beberapa hari terakhir ini. Hal ini dikhawatirkan berdampak terhadap capital outflow dan stabilisasi nilai tukar rupiah di tengah pembatasan secara darurat.

Analis Reliance Sekuritas Lanjar Nafi mengatakan, ketidakpastian tersebut membuat investor asing tercatat melakukan aksi jual bersih sebesar Rp 273,46 miliar. "Investor pun menimbang komentar hawkish the Fed menjelang simposium Jackson Hole dan ketegangan geopolitik yang memanas di Afghanistan, sehingga secara sentimen IHSG berpotensi kembali tertekan di perdagangan sepekan," ujar Lanjar, Senin (30/8).

Baca Juga

Kendati demikian, menurut dia, salah satu contoh saham perbankan yang memiliki potensi yakni PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR). Hal ini karena fundamental saham bank daerah itu bagus.

BJBR telah membuktikan kinerja yang baik sepanjang semester I 2021. Menurut pengamat ekonomi Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Yusuf Rendy Manilet, fundamental BJBR cukup baik ditopang kredit payroll yang kuat. 

"Laporan semester I 2021 juga menunjukkan kinerja perusahaan juga cukup baik dengan berhasil menjaga NPL di bawah 1,6 persen, bahkan pada 2020 ketika pandemi terjadi, BJBR berhasil mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar delapan persen," kata Yusuf.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement