Ahad 29 Aug 2021 10:38 WIB

Israel Kembali Lepaskan Serangan Udara ke Gaza

Serangan Sabtu (28/8) malam itu disebut sebagai balasan atas kerusuhan di perbatasan.

Rep: Lintar Satria/ Red: Mas Alamil Huda
Petugas medis memindahkan seorang pemuda yang terluka, yang ditembak oleh pasukan Israel di kakinya saat protes di perbatasan Jalur Gaza dengan Israel, ke ruang perawatan rumah sakit Shifa di Kota Gaza, Sabtu, 21 Agustus 2021.
Foto: AP/Abdel Kareem Hana
Petugas medis memindahkan seorang pemuda yang terluka, yang ditembak oleh pasukan Israel di kakinya saat protes di perbatasan Jalur Gaza dengan Israel, ke ruang perawatan rumah sakit Shifa di Kota Gaza, Sabtu, 21 Agustus 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Angkatan Bersenjata Israel (IDF) kembali melancarkan serangan udara ke Jalur Gaza. Serangan Sabtu (28/8) malam itu disebut sebagai balasan atas pembakaran dan kerusuhan di perbatasan.

Serangan terhadap Hamas di selatan Kota Gaza digelar beberapa jam setelah dua api yang disebabkan balon bermuatan bahan mudah terbakar yang diluncurkan dari Jalur Gaza berkobar di selatan Israel. Beberapa jam kemudian warga Palestina kembali bentrok dengan pasukan keamanan Israel di perbatasan.

Tidak lama kemudian Hamas mengancam meningkatkan serangan balon bermuatan bahan peledak. Militer Israel mengatakan serangan udara itu mengincar komplek militer Hamas yang digunakan untuk latihan, memproduksi senjata, dan membuka apa yang mereka sebut 'terowongan teror'.

"IDF akan terus merespons dengan keras setiap percobaan teror Hamas," kata angkatan bersenjata Israel itu dikutip Times of Israel, Ahad (29/8).

IDF menekankan serangan tersebut untuk merespons pembakaran dan kekerasan di perbatasan. Kementerian Kesehatan Hamas yang berkuasa di Gaza mengatakan, 11 warga Palestina terluka dalam bentrokan di perbatasan.

Menurut Kementerian itu tiga orang terluka karena peluru tajam dan satu orang dalam kondisi tidak terlalu parah. Delapan lainnya terluka ringan oleh tembakan peluru karet atau granat kejut. Belum diketahui apakah serangan udara Israel menimbulkan korban jiwa dan terluka.

Dalang kerusuhan di perbatasan 'night confusion units' tidak berhubungan langsung dengan Hamas. Meski mereka tidak akan melakukan unjuk rasa tanpa persetujuan dari gerakan pembebasan Palestina itu.

Sebelumnya warga Gaza juga pernah melakukan aktivitas seperti membakar ban, melempar bahan peledak dan memainkan alarm roket sehingga menimbulkan bising untuk membingungkan warga Israel yang tinggal di perbatasan. Mereka juga kerap berselisih dengan pasukan perbatasan Isrel.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement