Ahad 29 Aug 2021 04:01 WIB

Kementerian BUMN Apresiasi Transformasi Holding Perkebunan

Kinerja holding sudah moncer, bahkan bisa menghasilkan keuntungan Rp 1,4 triliun

Logo Holding BUM Perkebunan, PTPN Group.
Foto: PTPN Group
Logo Holding BUM Perkebunan, PTPN Group.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keberhasilan Holding Perkebunan Nusantara (PTPN) meraup untung pada Juni 2021 lalu mendapatkan apresiasi dari Kementerian BUMN. Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga, mengatakan transformasi yang dilakukan Holding Perkebunan Nusantara menjadi salah satu bukti keberhasilan Kementerian BUMN di bawah kepemimpinan Menteri Erick Tohir. 

“Ini menjadi contoh keberhasilan Kementerian BUMN dalam melakukan restrukturisasi, transformasi, dan meningkatkan kinerja Holding Perkebunan Nusantara,” kata Arya, di Jakarta, Sabtu (28/8).

Arya menambahkan kondisi Holding Perkebunan Nusantara sebelum ini dalam kondisi sulit. Beban utang menumpuk akibat kinerja yang buruk. Tercatat, utang Holding Perkebunan Nusantara mencapai Rp 41 triliun. 

“Tahun lalu, Holding PTPN masih mencatatkan kerugian sebesar Rp 1,1 triliun. Namun, kinerja Holding kini sudah moncer. Bahkan, bisa menghasilkan keuntungan sebesar Rp 1,4 triliun,” ujar Arya.

Selain itu, Arya juga memuji langkah Holding PTPN menerapkan teknologi digital, bahkan sudah berhasil menembus tingkat maturitas level 4. Kondisi ini mampu mengubah citra PTPN dari perusahaan yang megap-megap dan sulit berkembang menjadi perusahaan yang moncer. 

“Bayangkan, selama ini kan citra PTPN adalah perusahaan tradisional. Kini, PTPN masuk ke level teknologi digital dengan maturitas level 4. Hanya ada tiga BUMN lho, yang masuk level itu. Salah satunya PTPN ini,” ucap Arya. 

Restrukturisasi dan transformasi telah dilakukan Holding PTPN sejak 2019 yang membuatnya berhasil mencatatkan kenaikan laba. Juga mampu menyelesaikan restrukturisasi utang senilai Rp 41 triliun dan meluncurkan merek ritel premium Nusakita. 

Kenaikan laba bersih sebesar 227,81 persen senilai Rp 1,45 trilliun atau naik dua kali lipat lebih dibanding tahun lalu, yang merugi sebesar Rp 1,1 trilliun. Revenue mencapai Rp 21,26 triliun atau tumbuh 36,37 persen (yoy) dari pencapaian tahun lalu. 

Holding PTPN juga berhasil menggondol Digital Technology Award 2021 karena upaya menerapkan teknologi digital. Antara lain berupa pemanfaatan drone dengan teknologi Electric Virtual Take Off Landing (E-VTOL) untuk pengambilan foto udara di lingkungan PTPN Group, pengembangan Agronow sebagai knowledge management. 

Ditambah lagi fleet management dan automatic tank control menggunakan Internet of Things (IoT), dan investasi untuk membangun ekosistem digital di sisi suplai berbasis crowfunding. Penerapan teknologi digital ini ikut membantu proses transformasi keuangan melalui penerapan integrated procurement system mencapai tingkat efisiensi sebesar 9,32 persen. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement