Sabtu 28 Aug 2021 20:50 WIB

Taliban Kerahkan Pasukan Tambahan di Sekitar Bandara

Lapisan baru pos pemeriksaan bermunculan di jalan-jalan menuju bandara.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Teguh Firmansyah
 Pengungsi Afghanistan tiba di bandara nasional di Tirana, Albania, 27 Agustus 2021. Albania akan menampung 4.000 warga Afghanistan yang telah meninggalkan negara mereka menyusul pengambilalihan Taliban.
Foto: EPA-EFE/MaltonDibra
Pengungsi Afghanistan tiba di bandara nasional di Tirana, Albania, 27 Agustus 2021. Albania akan menampung 4.000 warga Afghanistan yang telah meninggalkan negara mereka menyusul pengambilalihan Taliban.

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Taliban mengerahkan pasukan tambahan di sekitar bandara Kabul pada Sabtu (28/8). Penambahan ini untuk mencegah kerumunan besar berkumpul setelah serangan bunuh diri dan tenggat waktu pengangkutan evakuasi hingga 31 Agustus.

Lapisan baru pos pemeriksaan bermunculan di jalan-jalan menuju bandara. Beberapa diawaki oleh milisi Taliban berseragam dengan Humvee dan kacamata penglihatan malam yang diambil dari pasukan keamanan Afghanistan.

Baca Juga

Taliban melepaskan tembakan peringatan dan menyebarkan semacam asap berwarna di jalan menuju bandara. Rekaman video menunjukan, tindakan itu membuat puluhan orang berhamburan.

Daerah dengan kerumunan besar orang berkumpul selama dua minggu terakhir setelah pengambilalihan Taliban sebagian besar kosong. Kondisi ini terjadi akibat serangan bunuh diri oleh afiliasi ISIS menewaskan 169 warga Afghanistan dan 13 warga Amerika Serikat (AS) pada Kamis (26/8). cu untuk penarikan semua pasukan AS.

Seorang Afghanistan yang pernah bekerja sebagai penerjemah untuk militer AS  mengatakan, dia bersama sekelompok orang dengan izin untuk pergi mencoba mencapai bandara Jumat (27/8) malam. Setelah melewati tiga pos pemeriksaan, mereka berhenti di pos keempat. Adu argumen pun terjadi dan Taliban mengatakan bahwa mereka telah diberitahu oleh AS untuk hanya membiarkan pemegang paspor AS yang bisa pergi.

"Saya sangat putus asa untuk masa depan saya. Jika evakuasi selesai, apa yang akan terjadi pada kita?" kata pria itu.

Lebih dari 110 ribu orang telah dievakuasi dengan aman melalui bandara Kabul sejak pengambilalihan Taliban, termasuk sekitar 6.800 dalam 24 jam terakhir. Namun, ribuan lainnya berjuang untuk pergi dan mungkin tidak bisa keluar pada batas akhir Selasa (31/8).

Presiden AS Joe Biden mengatakan akan mematuhi tenggat waktu 31 Agustus yang ditetapkan  untuk menarik semua pasukan AS. Taliban, yang menguasai hampir seluruh negara di luar bandara Kabul, telah menolak perpanjangan apa pun.

Italia mengatakan penerbangan evakuasi terakhirnya telah mendarat di Roma. Pemerintah Italia mengaku akan bekerja sama dengan PBB dan negara-negara yang berbatasan dengan Afghanistan untuk terus membantu warga Afghanistan yang telah bekerja dengan kontingen militernya untuk meninggalkan negara itu. "Keharusan kami adalah untuk tidak meninggalkan rakyat Afghanistan, terutama perempuan dan anak-anak," ujar Menteri Luar Negeri Italia Luigi Di Maio.

Maio mengatakan 4.890 warga Afghanistan dievakuasi oleh angkatan udara Italia pada 87 penerbangan. Namun, tidak menjelaskan masih berapa banyak yang belum bisa dievakuasi meski telah memenuhi syarat.

Sedangkan Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan penerbangan evakuasi terakhir untuk warga Afghanistan telah selesai. Penerbangan lebih lanjut selama akhir pekan akan membawa pulang pasukan dan diplomat Inggris, meskipun mereka mungkin juga membawa beberapa pasukan Inggris yang tersisa atau warga sipil Afghanistan.

Taliban telah mendorong warga Afghanistan untuk tinggal di negara itu, menjanjikan amnesti bahkan kepada mereka yang berperang melawan kelompok itu. Mereka mengatakan penerbangan komersial akan dilanjutkan setelah penarikan AS, meski tidak jelas apakah maskapai akan bersedia menawarkan layanan untuk itu.

AS dan sekutunya mengatakan mereka akan terus memberikan bantuan kemanusiaan melalui PBB dan mitra lainnya. Hanya saja janji ini sangat  bergantung pada keputusan Taliban memenuhi janji tentang pemerintahan yang lebih moderat. Dwina Agustin/ap

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement