Sabtu 28 Aug 2021 16:29 WIB

Uzbekistan Buka Perbatasannya dengan Afghanistan

Pembukaan perbatasan dilakukan untuk penyaluran bantuan kemanusiaan.

 Orang Afghanistan masuk ke Pakistan melalui titik penyeberangan perbatasan, di Chaman, Pakistan, Jumat, 20 Agustus 2021. Chaman, adalah penyeberangan perbatasan utama antara Pakistan dan Afghanistan, biasanya ribuan orang Afghanistan dan Pakistan menyeberang setiap hari dan aliran truk yang stabil melewati, membawa barang ke Afghanistan.
Foto: AP/AP
Orang Afghanistan masuk ke Pakistan melalui titik penyeberangan perbatasan, di Chaman, Pakistan, Jumat, 20 Agustus 2021. Chaman, adalah penyeberangan perbatasan utama antara Pakistan dan Afghanistan, biasanya ribuan orang Afghanistan dan Pakistan menyeberang setiap hari dan aliran truk yang stabil melewati, membawa barang ke Afghanistan.

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Presiden Uzbekistan mengumumkan dibukanya Jembatan Persahabatan di perbatasannya dengan Afghanistan mulai Kamis. Pembubakaan perbatasan ini untuk penyaluran bantuan kemanusiaan.

"Rakyat Afghanistan membutuhkan dukungan. Jika mereka mau berjuang untuk perdamaian, kami siap mendukung mereka," kata Shavkat Mirziyoyev saat berkunjung ke wilayah utara Navoiy.

Baca Juga

Menurut dia, Uzbekistan membantu mengangkut bantuan makanan yang datang dari negara-negara asing lainnya ke Afghanistan lewat jalur kereta api yang merupakan satu-satunya akses ke Kota Mazar-i-Sharif di Afghanistan.

Sumber, https://www.aa.com.tr/id/dunia/uzbekistan-buka-perbatasannya-dengan-afghanistan-untuk-bantuan-kemanusiaan/2348717.

Mirziyoyev pun mengulangi janji Taliban dua tahun lalu, ketika pendiri Taliban Ghani Baradar berjanji untuk tidak menyerang Uzbekistan.

"Kami menjalin komunikasi dengan mereka karena mereka menepati kata-kata mereka," tambah dia.

Sedikitnya 170 orang, termasuk 13 tentara AS, tewas dalam serangan bom di luar Bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul pada Kamis.

Selama berminggu-minggu, ribuan orang terdampar di bandara itu dengan harapan dapat meninggalkan Afghanistan setelah Taliban mengambil alih kekuasaan.

Pada 15 Agustus, Taliban menguasai sebagian besar wilayah Afghanistan, termasuk ibu kota, Kabul, memaksa Presiden Ashraf Ghani dan pejabat tinggi lainnya meninggalkan negara itu.

sumber : Anadolu
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement