Sabtu 28 Aug 2021 12:43 WIB

Tumbang di Tangan Bali United, Persik Evaluasi Fisik Pemain

Penurunan kondisi fisik pemain di menit-menit akhir jadi biang kekalahan Persik.

Rep: Muhammad Ikhwanuddin/ Red: Endro Yuwanto
Pesepak bola Bali United Rahmat (kiri) berselebrasi usai mencetak gol ke gawang Persik Kediri dalam laga pembuka Liga 1 2021/2022 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, Jumat (27/8/2021). Bali United menang dengan skor 1-0 dari gol yang dicetak Rahmat.
Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Pesepak bola Bali United Rahmat (kiri) berselebrasi usai mencetak gol ke gawang Persik Kediri dalam laga pembuka Liga 1 2021/2022 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, Jumat (27/8/2021). Bali United menang dengan skor 1-0 dari gol yang dicetak Rahmat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Persik Kediri harus menerima pil pahit pada laga perdana BRI Liga 1 2021/2022 saat menghadapi juara bertahan Liga 1 2019, Bali United. Sang pelatih, Joko Susilo menegaskan bakal mengevaluasi fisik pemain

Pelatih berusia 50 tahun itu berpendapat, timnya sudah tampil agresif dengan berusaha membalikkan keadaan. Namun, menurutnya, masih ada beberapa catatan yang mesti diperhatikan para pemain.

Ia mengakui menurunnya kondisi fisik pemain di menit-menit akhir pertandingan sebagai biang kekalahan tim.

“Kondisi fisik menjadi catatan kami. Saya tahu kendala-kendala teknis dan nonteknis. Ini yang enggak bisa saya hindari tapi untuk menjadi catatan saya saja,” ujar Joko seperti dilansir laman resmi Liga 1, Jumat (28/8).

 

Dalam pertandingan tersebut, Persik memiliki kesempatan unggul terlebih dahulu melalui tendangan penalti usai pemain asing Bali United, Malvin Platje, melakukan pelanggaran di kotak penalti timnya sendiri. Sayang eksekusi penalti Youssef Ezzejari masih bisa dihalau kiper Bali United, Wawan Hendrawan.

 

Menanggapi kegagalan pemain dalam mengeksekusi penalti, Joko memilih enggan menyalahkan pemain berpaspor Spanyol tersebut. Menurutnya hal yang lumrah dalam suatu pertandingan apabila ada pemain yang gagal melakukan eksekusi penalti.

 

“Kami tidak bisa menyalahkan karena dia mungkin terlalu semangat sejak turun dari bus hingga latihan sangat bagus sekali. Maka kami pilih untuk yakin nendang penalti dan gagal, ya itulah sepak bola,” jelas Joko.

 

Joko menegaskan bahwa kegagalan penalti bukan sebab kekalahan timnya dari Bali United. Karena secara permainan, Persik cukup konsisten dalam pertandingan tersebut. Namun faktor teknis dan nonteknis yakni penurunan kondisi fisik pemain yang menurutnya menjadi penyebab kekalahan timnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement