Sabtu 28 Aug 2021 06:43 WIB

Cerita Mahasiswa UMM yang Miliki 17 Medali Taekwondo

Berbagai informasi perlombaan yang melimpah dari UMM membuatnya rajin mengikuti lomba

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Hiru Muhammad
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Sintia Rahmah.
Foto: dok. Humas UMM
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Sintia Rahmah.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG--Berawal dari iseng, salah satu mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Sintia Rahmah sukses meraih belasan medali kejuaraan olah raga taekwondo. Sintia telah mendalami taekwondo sejak kelas tiga Sekolah Dasar (SD). 

Sintia mengaku dia termasuk anak yang aktif dan suka dengan bidang olah raga. Sebelum ikut taekwondo, dia sempat mengikuti olah raga sepak bola. Namun ketika seni bela diri taekwondo semakin terkenal, semua orang ingin mencoba cabang olahraga tersebut. Bahkan kakak dan adiknya juga mendaftar taekwondo di sekolah masing-masing. "Pada saat itu, seni bela diri asal Korea ini memang sangat terkenal dan menjadi ekstrakulikuler di sekolahnya," katanya, Jumat (27/8).

Sejak saat itu, Sintia mulai menekuni taekwondo dengan serius. Ia mulai mengikuti berbagai pertandingan taekwondo baik di tingkat provinsi,  nasional, sampai ke internasional. Apalagi saat ia menjadi mahasiswa di UMM, berbagai informasi perlombaan yang melimpah dari UMM membuatnya terus menerus mengikuti kejuaraan satu persatu. 

Sintia sering memenangkan lomba, baik secara tim maupun individu. Beberapa di antaranya seperti Bandung International E-Poomsae Tournament dan Online Indonesia International Biho President Cup yang ia raih pada tahun ini.

Mahasiswa Fakultas Hukum ini juga sempat menceritakan pengalaman cederanya ketika mengikuti pertandingan. Saat itu pertandingan pertamanya sebagai seorang mahasiswa. Ia harus mengalami patah tulang di bagian hidung. Sintia harus menerima selama beberapa minggu agar bisa kembali beraktivitas seperti biasa.

Sintia teringat saat pertandingan dia bertemu dengan lawan yang lebih tinggi. Alhasil, dia pun terkena pukulan di bagian hidung sehingga menjadi bengkok dan perlu perawatan dokter selama tiga minggu. "Sampai sekarang pun hidung saya masih sensitif jika terkena sesuatu," kata mahasiswa asal Kalimantan Tengah ini.

Pengalaman cedera tidak membuat Sintia berhenti dari taekwondo. Menurut Sintia, cedera itu salah satu konsekuensi dari seorang atlit. Sampai saat ini, Sintia telah memperoleh 17 medali dari berbagai kompetisi. Mulai dari medari perunggu perak, dan emas pada tingkat provinsi sampai tingkat Internasioanal. Terbaru Sintia berhasil memperoleh medali emas di kejuaraan Bandung Internasional E-Poomsae Tournament 2021.

Selama menjalani aktivitas sebagai atlet, Sintia menilai, dukungan orang tua sangat berarti baginya. Dukungan mereka membuatnya lebih bersemangat dalam menekuni hobi dan hal yang disukai. Sebab itu, dia akan berusaha sebaik mungkin agar bisa berkembang dan memperoleh medali di kejuaraan-kejuaraan selanjutnya. "Tentu dengan doa dan dukungan ayah dan ibu, sehingga akan memudahkan jalan yang saya tempuh,” katanya.

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement