Sabtu 28 Aug 2021 03:23 WIB

PT PLN dan Rumah Zakat Resmikan Desa bebas Stunting

Stunting adalah siklus yang dimulai sejak kehamilan, masa anak dan remaja

PT PLN UIP Kalbagtim Bersama Rumah Zakat melaksanakan acara peresmian Desa Bebas Stunting di Kelurahan Sungai Nangka Balikpapan Selatan untuk 10 penerima manfaat yang terdiri dari 4 ibu hamil dan 6 balita stunting. Acara tersebut dilaksanakan dengan lancar dengan protokolkesehatan Covid-19, Senin (23/8).
Foto: istimewa
PT PLN UIP Kalbagtim Bersama Rumah Zakat melaksanakan acara peresmian Desa Bebas Stunting di Kelurahan Sungai Nangka Balikpapan Selatan untuk 10 penerima manfaat yang terdiri dari 4 ibu hamil dan 6 balita stunting. Acara tersebut dilaksanakan dengan lancar dengan protokolkesehatan Covid-19, Senin (23/8).

REPUBLIKA.CO.ID, BALIKPAPAN -- PT PLN UIP Kalbagtim Bersama Rumah Zakat melaksanakan acara peresmian Desa Bebas Stunting di Kelurahan Sungai Nangka Balikpapan Selatan untuk 10 penerima manfaat yang terdiri dari 4 ibu hamil dan 6 balita stunting. Acara tersebut dilaksanakan dengan lancar dengan protokolkesehatan Covid-19, Senin (23/8). 

Acara peresmian ini dihadiri oleh Manager PT. PLN UIP KALBAGTIM, bapak Supriyanto beserta timnya dan menghadirkan pula tamu undangan dari Kepala seksi Gizi Dinas Kesehatan Ibu Rinda, SKM, Kepala Puskesmas Gunung Bahagia Bapak Sulaiman, SKM, Lurah Sungai Nangka Bapak Sanrang.

Peresmian Desa Bebas Stunting di Kelurahan Sungai Nangka ini di tandai dengan penyerahan perdana PMT (Pemberian Makanan Tambahan) kepada 4 perwakilan penerima manfaat yang terdiri dari 2 balita stunting usia 17 bulan dan 2 ibu hamil dengan kondisi badan kurus. PMT diberikan secara langsung oleh Manager PT PLN UIP Kalbagtim Bapak Supriyanto.

"Dampak dari stunting selain mewariskan kemiskinan antar generasi, juga yang paling mencemaskan dapat menghambat pertumbuhan perekonomian sebuah bangsa. Jadi kami himbau penyuluhan tentang stunting juga diberikan kepada para remaja karena stunting merupakan siklus yang tidak hanya dimulai sejak kehamilan, tapi juga masa anak-anak dan remaja. Siklusnya dimulai sejak remaja putri, maka masalah stunting harus jadi perhatian sejak remaja agar mereka menjaga asupan gizinya karena mereka adalah calon orang tua," ujar Ibu Rinda Ketua Seksi Gizi Dinas Kesehatan Kota.

Program ini akan di laksanakan selama 3 bulan dengan total penerima manfaat 10 orang. Bersama Program Desa Bebas Stunting Kita Cetak Indonesia Sehat, Indonesia tanpa stunting.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement