Jumat 27 Aug 2021 17:41 WIB

Militer Myanmar akan Sertakan Rohingya dalam Vaksinasi

Jubir militer sebut Rohingya sebagai bagian dari rakyat Myanmar.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Pengungsi Rohingya menunggu untuk divaksinasi COVID-19 di Cox
Foto: AP/Syafiqur Rahman
Pengungsi Rohingya menunggu untuk divaksinasi COVID-19 di Cox

REPUBLIKA.CO.ID, YANGON -- Militer Myanmar menyatakan akan menyertakan etnis Rohingya dalam kampanye vaksinasi Covid-19. Mereka menyebut, tak ada satu pun warga yang bakal dikecualikan dalam program tersebut.

“Mereka (orang-orang Rohingya) juga rakyat kami. Kami tidak akan meninggalkan siapa pun,” kata juru bicara militer Myanmar, Zaw Min Tun, dalam sebuah konferensi pers pada Jumat (27/8).

Baca Juga

Zaw Min Tun mengungkapkan, vaksinasi akan menyasar orang-orang Rohingya di distrik Maungdaw dan Buthidaung yang berbatasan dengan Bangladesh. Belum jelas apakah kampanye vaksinasi Covid-19 itu bakal turut menjangkau orang-orang Rohingya yang tinggal di kamp-kamp di Negara Bagian Rakhine. Tak diterangkan pula perihal apakah diberlakukan syarat atau kualifikasi bagi seorang warga Rohingya yang ingin menerima vaksin.

Pertanyaan-pertanyaan demikian muncul karena selama ini Rohingya diperlakukan seperti warga negara kelas dua di Myanmar. Militer Myanmar pun sebenarnya belum secara sah mengakui kewarganegaraan mereka. “Bengali” adalah istilah yang kerap digunakan untuk merujuk atau mengidentifikasi orang Rohingya.

Pada Agustus 2017, lebih dari 700 ribu orang Rohingya melarikan diri dari Rakhine dan mengungsi ke Bangladesh. Hal itu terjadi setelah militer Myanmar melakukan operasi brutal untuk menangkap gerilyawan Arakan Rohingya Salvation Army (ARSA). Warga sipil turut menjadi korban dalam operasi tersebut.

Masifnya arus pengungsi ke wilayah perbatasan Bangladesh segera memicu krisis kemanusiaan. Para pengungsi Rohingya terpaksa harus tinggal di tenda atau kamp dan menggantungkan hidup pada bantuan internasional.

Saat ini wilayah Cox’s Bazar di perbatasan Bangladesh menampung sekitar 1,2 juta pengungsi Rohingya. Pada Desember tahun lalu, Bangladesh mulai memindahkan ribuan pengungsi Rohingya ke sebuah pulau terpencil bernama Bhasan Char di Teluk Benggala. Sejak relokasi dimulai, terdapat sekitar 13 ribu pengungsi yang telah dipindahkan.

Bangladesh mengklaim relokasi pengungsi Rohingya ke Bhasan Char dilakukan secara sukarela dan tanpa paksaan. Bangladesh pun meyakinkan bahwa Bhasan Char aman serta layak ditinggali. Fasilitas seperti perumahan dan rumah sakit tengah dibangun di sana.

Bangladesh mengatakan, kamp-kamp pengungsi yang kian padat di Cox's Bazar telah memicu aksi kejahatan, termasuk kekerasan. Hal itu turut menjadi alasan mengapa sebagian pengungsi Rohingya ingin direlokasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement