Jumat 27 Aug 2021 17:05 WIB

Kemendikbudristek Dorong Kuliah Tatap Muka

Upaya mendorong vaksinasi dilakukan agar PMT bisa segera dilakukan.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Agus Yulianto
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) Prof Nizam
Foto: Tangkapan layar
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) Prof Nizam

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelaksana tugas (Plt.) Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Nizam mengatakan, pihaknya mendorong agar kampus melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM). Berdasarkan percobaan kuliah campuran tatap muka dan daring selama ini tidak pernah menimbulkan klaster.

"Kampus-kampus kita dorong untuk melakukan tatap muka. Dicoba, alhamdulillah tidak ada kasus. Artinya, kalau kita disiplin penyelenggaraan pembelajaran di kampus tidak akan jadi klaster baru. Selama kita disiplin," kata Nizam, dalam webinar Efektivitas Pendidikan Tinggi dengan PTM Terbatas dan Bantuan UKT Kuliah, Jumat (27/8).

Dia menjelaskan, saat ini, Kemendikbudristek memberdayakan relawan mahasiswa untuk melakukan vaksinasi massal. Kemendikbudristek juga telah memberikan bantuan kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berupa mobil untuk vaksinasi keliling.

Menurut Nizam, upaya-upaya mendorong vaksinasi ini dilakukan agar pembelajaran tatap muka bisa segera dilakukan. "Vaksinasi kita dorong agar mempersiapkan pembealjaran tatap muka bisa diakselerasi," kata dia lagi.

Ketua Forum Rektor Indonesia (FRI) Panut Mulyono mengatakan, saat ini, masih banyak perguruan tinggi yang belum bisa sepenuhnnya melaksanakan pembelajaran tatap muka. Saat ini, hal yang bisa dilakukan yakni membagikan bantuan kuota internet kepada mahasiswa dan dosen agar pembelajaran tetap dapat berjalan dengan lancar.

Menurut Rektor UGM ini, gotong royong dalam pendidikan sebetulnya sudah terjadi. "Bahkan dengan pandemi ini, kemudahan-kemudahan yang disampaikan atau yang diberikan oleh lembaga-lembaga finansial, perbankan misalnya, memberikan bahkan bukan kredit, jadi yang membayarkan UKT itu bank kepada kampus. Kemudian mahasiswanya nyicil ke bank," kata Panut.

Terkait hal tersebut, pola-pola gotong royong selama pandemi sudah terasa. Sekarang, lanjut Panut, hal yang perlu ditekankan yakni semua pihak untuk bisa memanfaatkan peluang-peluang yang ada agar pembelajaran di masa pandemi ini berjalan dengan sebaik-baiknya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement