Jumat 27 Aug 2021 11:30 WIB

KKP Resmi Punya Aturan Baru soal Pengelolaan PNBP

PNBP pada KKP perlu dikelola untuk tingkatkan layanan pada masyarakat.

Rep: M Nursyamsi/ Red: Friska Yolandha
Foto udara sejumlah anak Suku Bajo mencari ikan di sekitar pohon mangrove kering, Kelurahan Petoaha, Kendari, Sulawesi Tenggara, Senin (9/8). Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menandatangani Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 85 Tahun 2021 tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Foto: ANTARA/JOJON
Foto udara sejumlah anak Suku Bajo mencari ikan di sekitar pohon mangrove kering, Kelurahan Petoaha, Kendari, Sulawesi Tenggara, Senin (9/8). Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menandatangani Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 85 Tahun 2021 tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Kementerian Kelautan dan Perikanan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menandatangani Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 85 Tahun 2021 tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Kementerian Kelautan dan Perikanan. Aturan tersebut kini menjadi acuan KKP dalam mengelola PNBP di bidang kelautan dan perikanan. 

Berdasarkan laman resmi Kementerian Sekretariat Negara, PP Nomor 85/2021 ditetapkan dan  diundangkan pada 19 Agustus 2021. Dengan terbitnya beleid ini maka PP Nomor 75 Tahun 2015 yang sebelumnya menjadi acuan, tidak lagi berlaku.

"Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku, Peraturan Pemerintah Nomor 75 Tahun 2015 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Kementerian Kelautan dan perikanan, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku," bunyi Pasal 22 dalam PP tersebut.

Trenggono menyampaikan PP Nomor 85 Tahun 2021 terdiri atas 23 pasal dan lampiran. PP tersebut mengatur 18 jenis PNBP pada sektor kelautan dan perikanan yang meliputi pemanfaatan sumber daya alam perikanan, pelabuhan perikanan, pengembangan penangkapan ikan, penggunaan sarana dan prasarana sesuai dengan tugas dan fungsi, pemeriksaan/pengujian laboratorium, pendidikan kelautan dan perikanan, pelatihan kelautan dan perikanan, analisis data kelautan dan perikanan. 

Kemudian sertifikasi, hasil samping kegiatan tugas dan fungsi, tanda masuk dan karcis masuk kawasan konservasi, persetujuan kesesuaian kegiatan pemanfaatan ruang laut, persetujuan penangkapan ikan yang bukan untuk tujuan komersial dalam rangka kesenangan dan wisata, perizinan berusaha terkait pemanfaatan di laut, pemanfaatan jenis ikan dilindungi dan/atau dibatasi pemanfaatannya, denda administratif, ganti kerugian, dan alih teknologi kekayaan intelektual.

"Dalam PP tersebut turut dijelaskan, untuk mengoptimalkan PNBP guna menunjang pembangunan nasional, PNBP pada KKP sebagai salah satu sumber penerimaan negara, perlu dikelola dan dimanfaatkan untuk peningkatan pelayanan kepada masyarakat," ucap Trenggono dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (27/8).

Trenggono mengatakan PP Nomor 85 Tahun 2021 merupakan implementasi dari UU Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja, yang salah satunya mengatur perubahan formula penarikan PNBP yaitu penarikan pra produksi, penarikan pascaproduksi dan sistem kontrak. Peraturan ini menjadi landasan hukum bagi KKP dalam mengimplementasikan tiga program terobosan 2021 hingga 2024, salah satunya peningkatan PNBP dari SDA perikanan tangkap untuk peningkatan kesejahteraan nelayan.

Seiring terbitnya aturan baru mengenai pengelolaan PNBP, Trenggono meminta jajarannya terus berinovasi yang salah satu tujuannya untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat kelautan dan perikanan. Sebab kualitas layanan juga menjadi kunci keberhasilan penerapan aturan baru ini.  

"Untuk mengoptimalkan PNBP guna menunjang pembangunan nasional, PNBP pada KKP sebagai salah satu sumber penerimaan negara, perlu dikelola dan dimanfaatkan untuk peningkatan pelayanan kepada masyarakat berdasarkan semangat dan tujuan diterbitkannya Undang-Undang Cipta Kerja," kata Trenggono. 

Sebagai aturan pelaksanaan atas PP Nomor 85 Tahun 2021, Trenggono segera menetapkan empat Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan serta 13 Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan untuk selanjutnya dilakukan sosialisasi kepada seluruh stakeholder kelautan dan perikanan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement