Jumat 27 Aug 2021 10:40 WIB

Inggris Berhasil Evakuasi 13 Ribu Orang dari Afghanistan

Inggris akan lanjutkan evakuasi di Afghanistan meski ada serangan bom.

Red: Nur Aini
Dalam foto yang dikeluarkan oleh Kementerian Pertahanan Inggris (MoD), menunjukkan dua anggota Polisi Militer yang berada di antara Angkatan Bersenjata Inggris yang bekerja untuk mengevakuasi personel yang berhak dari bandara Kabul Afghanistan, Senin 23 Agustus 2021. Menteri Pertahanan Ben Wallace mengatakan upaya evakuasi Kabul adalah
Foto: AP/LPhot Ben Shread/Ministry of Defence
Dalam foto yang dikeluarkan oleh Kementerian Pertahanan Inggris (MoD), menunjukkan dua anggota Polisi Militer yang berada di antara Angkatan Bersenjata Inggris yang bekerja untuk mengevakuasi personel yang berhak dari bandara Kabul Afghanistan, Senin 23 Agustus 2021. Menteri Pertahanan Ben Wallace mengatakan upaya evakuasi Kabul adalah

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Inggris mengatakan pada Kamis (26/8) telah mengevakuasi lebih dari 13 ribu orang dari Afghanistan. Sementara Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan pemerintahnya akan melanjutkan operasi evakuasi di Kabul pascaserangan di dekat bandara.

"Evakuasi warga Afghanistan dan Inggris oleh militer, di bawah Operasi PITTING, sejauh ini telah mengeluarkan 13.146 orang dari Kabul sejak misi dimulai pada Jumat 13 Agustus," kata Kementerian Pertahanan Inggris dalam pernyataan Kamis malam (26/8).

Baca Juga

Jumlah orang yang telah dievakuasi itu mencakup staf kedutaan, warga negara Inggris, mereka yang memenuhi syarat di bawah program Kebijakan Relokasi dan Bantuan Afghanistan, dan sejumlah warga negara dari negara-negara mitra.

Sebuah serangan bom bunuh diri pada Kamis di gerbang Bandara Kabul, yang dipadati orang, menewaskan puluhan warga sipil dan 12 tentara AS serta membuat kacau upaya untuk menerbangkan puluhan ribu warga Afghanistan, yang bergegas ingin pergi meninggalkan negara itu. Serangan itu diklaim oleh kelompok ISIS.

Setelah Johnson memimpin pertemuan soal tanggap darurat tentang situasi di Afghanistan, dia mengatakan pengangkutan udara Inggris akan terus "berlangsung sampai saat-saat terakhir". Kementerian Luar Negeri Inggris pada Kamis malam mengeluarkan peringatan baru, yang menyebutkan ada "ancaman tinggi serangan teroris" di sekitar Bandara Kabul.

Baca juga : Tokoh Kristen Bicara Soal Kasus Penistaan Kece

Taliban merebut kekuasaan di Afghanistan awal bulan ini dari pemerintah yang didukung AS, mengakibatkan ribuan orang lari menyelamatkan diri dan berpotensi merintis kembalinya kekuasaan militan dan otokratis dua dekade lalu.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement