Kamis 26 Aug 2021 16:17 WIB

Dokter Bantah Hanya Moderna yang Aman untuk Autoimun

Penderita autoimun didorong untuk divaksinasi Covid-19.

Petugas memperlihatkan vaksin Moderna.
Foto: Antara/Stenly
Petugas memperlihatkan vaksin Moderna.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter spesialis penyakit dalam subspesialisasi hematologi dan onkologi medik di RSCM, Prof Aru Wisaksono Sudoyo, Sp.PD-KHOM, FACP menampik anggapan sebagian orang bahwa hanya vaksin Moderna yang aman untuk orang dengan autoimun. Pada dasarnya penderita autoimun bisa menggunakan vaksin yang tersedia di Indonesia sesuai rekomendasi dokternya.

"Tidak benar hanya Moderna yang bisa untuk autoimun," kata dia dalam sebuah virtual media briefing mengenai kanker paru, Kamis (26/8). Aru yang menjabat sebagai Ketua Perhimpunan Onkologi Indonesia (POI) itu menyatakan, semua vaksin Covid-19 bisa diberikan pada mereka yang mengalami autoimun.

Baca Juga

Pemberian vaksin ke kelompok dengan autoimun tergantung pada sejumlah hal seperti status penyakitnya apakah terkontrol atau tidak, pengobatannya, dan kajian dari dokter masing-masing.

Penyakit autoimun merupakan suatu kondisi saat sistem kekebalan menyerang organ-organ tubuh sendiri. Sistem kekebalan tubuh biasanya dapat membedakan antara sel asing dan sel Anda sendiri.

Tetapi pada mereka dengan autoimun, sistem kekebalan salah mengira bagian tubuh lalu melepaskan protein yang disebut autoantibodi untuk menyerang sel-sel sehat. Saat ini diperkirakan ada lebih dari 80 jenis penyakit yang digolongkan dengan penyakit autoimun dan beberapa di antaranya yakni lupus, multiple sclerosis, penyakit Graves dan tiroiditis Hashimoto.

Lebih lanjut, sama halnya seperti pasien autoimun, Aru juga menyarankan pasien kanker mendapatkan vaksin Covid-19. Menurut dia, pengecualian diberikan pada pasien yang sedang mengalami penurunan kekebalan akibat kemoterapinya.

"Dokter onkologi yang bisa menyatakan dia bisa atau tidak (divaksin). Lebih baik siap untuk meng-handle efek samping dari vaksin, kadang-kadang hanya dengan istirahat atau diberi obat daripada kalau kena Covid-19," tutur dia.

Hal senada juga diungkapkan dokter spesialis penyakit dalam subspesialisasi hematologi-onkologi medik di RSCM, Dr Ikhwan Rinaldi, Sp.PD-KHOM, M.Epid. Dia menyatakan dokter nantinya yang memberikan rekomendasi pada pasien terkait bisa tidaknya dia disuntik vaksin Covid-19.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement