Kamis 26 Aug 2021 14:52 WIB

Berlangsung Virtual, ICOSI 2021 Bahas Inovasi Berkelanjutan

Terdapat lebih 1.300 abstrak dari 15 negara yang berbeda telah terkumpul tahun ini.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
Kampus UMY.
Foto: Wahyu Suryana.
Kampus UMY.

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Belum berakhirnya pandemi tidak menyurutkan semangat produktif akademisi dan peneliti. Salah satunya ditunjukkan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) yang menggelar International Conference on Sustainable Innovation (ICOSI) 2021.

Gelaran kelima bertajuk Maximizing Opportunities and Research for a Better Life digelar 25-26 Agustus 2021. Rektor UMY, Dr Gunawan Budiyanto menilai, akademisi dan peneliti harus terus membangun gagasan mewujudkan kehidupan yang lebih baik.

"Walau pandemi masih berlangsung, penting untuk tetap melakukan penelitian sebagai bentuk peningkatan kualitas hidup masyarakat. Karenanya, ICOSI kelima kalinya ini merupakan forum bertukar pikiran peneliti dengan output inovasi berkelanjutan," kata Gunawan, Rabu (25/8).

Ketua Pelaksana 5th ICOSI 2021, Dr Yeni Rosilawati menerangkan, terdapat 11 forum konferensi yang tersedia tahun ini dari berbagai multidisiplin ilmu. Baik bidang kesehatan, teknologi, pertanian, teknologi, akutansi, ekonomi, dan sosial-budaya.

"Untuk memperkuat dan mempertajam ilmu atau temuan baru, serta mampu melahirkan sebuah solusi atas suatu permasalahan sesuai dengan disiplin ilmu masing-masing," ujar Yeni.

Terdapat lebih dari 1.300 abstrak dari 15 negara yang berbeda telah terkumpul tahun ini. Mulai dari Australia, Cina, India, Irak, Malaysia, Paraguay, Filipina, Qatar, Rusia, Spanyol, Taiwan, Thailand, Jepang, Pakistan, sampai Jerman.

Direktur Eksekutif Urusan Internasional Riken, Dr Yuko Harayama menekankan, covid memicu aturan baru dalam aspek kehidupan, khususnya pengembangan ilmu pengetahuan, inovasi, dan teknologi. Hadirkan pula kendala mobilitas dan hubungan antara orang.

Pandemi turut mempercepat transformasi digital dan menyebabkan bertindak berbeda. Misal, aktivitas virtual menggantikan fisik, menemukan kembali arti komunitas dan solidaritas, dengan elemen kunci peran ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi.

"Pentingnya ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi bagi masyarakat untuk memahami covid, mengembangkan vaksin, alat terapi dan diagnostik, memahami dampak kepada masyarakat, mengembangkan, dan bereksperimen untuk beradaptasi dengan normal baru," kata Yuko.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement