Kamis 26 Aug 2021 04:12 WIB

Pemkab Banyuwangi Siap Jadi Sentra Beras Nasional

Produksi beras di Banyuwangi surplus berkisar 325.000 ton per tahun.

Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, menyatakan kesiapannya ditugaskan sebagai sentra beras nasional. (Foto: Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, kiri)
Foto: Antara/Budi Candra Setya
Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, menyatakan kesiapannya ditugaskan sebagai sentra beras nasional. (Foto: Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, kiri)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, menyatakan kesiapannya ditugaskan sebagai sentra beras nasional oleh pemerintah pusat, termasuk dengan pengembangan beras organik. Produksi beras di wilayah setempat terus surplus, yakni berkisar 325.000 ton per tahun.

"Banyuwangi siap jika diberikan penugasan, tidak terbatas hanya pada cabai, tapi juga beras, baik untuk nasional maupun ekspor," ujar Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani di sela Rapat Koordinasi Nasional Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID ) 2021 secara virtual, Rabu (25/8).

Baca Juga

Bupati Ipuk juga menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Pusat yang telah mendukung Banyuwangi sebagai sentra cabai Nasional melalui pendampingan, bibit, hingga alat pertanian. Dukungan tersebut membuat Banyuwangi menjadi salah satu penyangga kebutuhan cabai nasional untuk meningkatkan keberlanjutan pasokan demi stabilitas harga.

Ia juga menyampaikan inovasi Banyuwangi dalam menumbuhkan UMKM pertanian melalui digitalisasi, di antaranya melalui program "Jagoan Tani". Jagoan Tani menggodok ribuan anak muda melalui mentoring sehingga melahirkan pengusaha muda bidang pertanian yang tangguh. 

"Hal itu untuk mendukung peningkatan kesejahteraan petani, produktivitas untuk menjamin pasokan, dan sekaligus menjaga stabilitas harga. Kami optimistis dengan digitalisasi yang digerakkan anak-anak muda sesuai arahan presiden, sektor pertanian kami bisa terus tumbuh dan berdaya saing," paparnya.

Pada kesempatan tersebut, Kabupaten Banyuwangi juga dikukuhkan menyandang predikat "TPID Award" sebagai kabupaten/kota terbaik se-Jawa dan Bali untuk kedua kalinya secara beruntun. Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jember Hestu Wibowo menjelaskan, Banyuwangi berhasil mempertahankan predikat sebagai TPID terbaik karena banyak program pengendalian inflasi yang inovatif.

"Seperti digitalisasi di sektor pertanian, hingga peningkatan SDM pertanian dengan berbagai program. Daerah lain juga punya program, tapi tidak seinovatif Banyuwangi," tuturnya.

Menanggapi paparan Bupati Ipuk, Presiden Jokowi menyatakan daerah yang surplus beras seperti Kabupaten Banyuwangi bisa memperkuat ekspor karena permintaan baik organik maupun non-organik sangat besar. Presiden juga berpesan kepada daerah-daerah yang memiliki surplus produk pangan bisa memanfaatkan platform e-Commerce atau pembelian dan penjualan secara elektronik untuk memperluas pasar.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement