Rabu 25 Aug 2021 15:54 WIB

Pemkab Bogor Keluarkan Program Atasi Kasus Stunting

Pada 2019,angka stunting 19,08 persen dari 454.433 balita, dan 2021 jadi 12,69 persen

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Erik Purnama Putra
Wakil Bupati Bogor, Iwan Setiawan.
Foto: Republika/Shabrina Zakaria
Wakil Bupati Bogor, Iwan Setiawan.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor bersinergi dan berkolaborasi hingga tingkat desa, dalam upaya mengatasi stunting di Kabupaten Bogor agar lebih massif dan terintegrasi. Sejak 2019 hingga kini, 68 desa telah ditentukan sebagai lokasi khusus penanganan stunting.

Wakil Bupati Bogor, Iwan Setiawan menyatakan, pada 2022, jumlah desa yang akan dijadikan lokasi khusus penanganan stunting bertambah menjadi 104 desa. Dia menyebut, pemkab juga meluncurkan beberapa inovasi penanganan stunting di Kabupaten Bogor.

"Pertama, kegiatan Formula Pekat yang melibatkan para ulama untuk membina pasangan baru menikah dengan mengedukasi persalinan dan kehamilan,” kata Iwan di Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (24/8).

Selain itu, lanjut dia, ada program Berisik, yaitu kegiatan yang mendorong dan mengedukasi ibu hamil dan ibu menyusui agar memberikan ASI eksklusif selama dua tahun. Ada juga Kader ASI Sahabat Ibu (Kasihi), yakni kader yang mengedukasi ibu hamil dan menyusui.

"Serta program Ngaji, yakni kelas pintar gizi untuk ibu yang mempunyai balita stunting, balita gizi buruk, kurang gizi maupun ibu yang memiliki anak balita di pendidikan anak usia dini (PAUD)," jelas politikus Partai Gerindra tersebut.

Menurut Iwan, sesuai rencana strategis Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pada 2019-2023, sasaran kegiatan pelayanan gizi dengan cara meningkatkan pelayanan di masyarakat dan menurunkan prevelensi anak balita menjadi 14 persen pada 2024.

Di Kabupaten Bogor, sambung dia, jumlah anak yang mengalami stunting pada 2019 tercatat sebesar 19,08 persen dari 454.433 balita yang ditimbang. Hanya saja, angka itu turun pada 2020 menjadi 12,79 persen. "Alhamdulilah tahun 2021 turun lagi menjadi 12,69 persen," papar Iwan.

Dia melanjutkan, kebijakan pencegahan dan penanganan stunting di Kabupaten Bogor telah dilaksanakan sejak 2019. Di antaranya, komitmen penurunan stunting yang dituangkan dalam RPJMD dan bagian program Karsa Bogor Sehat dengan indikator Bogor Bebas Stunting (Gobest).

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian, dan Pengembangan Daerah (Bappedalitbang) Kabupaten Bogor, Suryanto mengatakan, pemkab memiliki komitmen yang telah dan akan dikerjakan untuk mengatasi stunting. Pihaknya juga memiliki target mencegah dan menurunkan angka stunting di Kabupaten Bogor.

"Konsep penanganan stunting dilakukan dengan lima pilar. Mulai dari komitmen dan misi kepemimpinan, kampanye nasional dan perubahan perilaku, konvergensi program pusat di tiap desa, ketahanan pangan dan gizi, serta pemantauan dan evaluasi," ucap Suryanto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement