Rabu 25 Aug 2021 12:51 WIB

Kemendikbudristek Gelar SMK Leadership Camp Tahun 2021

Pelatihan pengembangan bakat dan minat peserta didik untuk meningkatkan soft skills.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Mas Alamil Huda
Pelajar SMK Pariwisata menyiapkan makanan bagi tamu hotel saat mengikuti praktik kerja di hotel The Jayakarta Bali, Legian, Badung, Bali, beberapa waktu lalu.
Foto: Antara/Fikri Yusuf
Pelajar SMK Pariwisata menyiapkan makanan bagi tamu hotel saat mengikuti praktik kerja di hotel The Jayakarta Bali, Legian, Badung, Bali, beberapa waktu lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktorat Pembinaan SMK, Ditjen Pendidikan Vokasi, Kemendikbudristek menyelenggarakan program pengembangan bakat dan minat peserta didik, SMK Leadership Camp Tahun 2021. Program ini adalah pelatihan pengembangan bakat dan minat peserta didik untuk meningkatkan soft skills serta pelatihan guru SMK guna meningkatkan kapasitas dalam mendampingi peserta didik mengembangkan bakat dan minatnya.

"Ini adalah pelatihan bakat dan minat untuk meningkatkan soft skills agar guru-guru dapat menciptakan pemimpinan bangsa masa depan. Sementara untuk peserta didik, kalian harus menemukan bakat dan minat kalian apa. Lakukan apa yang kalian cintai dan cintai apa yang kalian lakukan," kata Direktur Jenderal Diksi, Wikan Sakarinto, dalam keterangannya, Rabu (25/8). 

Wikan menekankan, meski kompetensi terhadap hard skills terus berkembang dan harus terus dipelajari namun kompetensi lain seperti soft skills dan karakter harus juga diperkuat. Soft skills yang dimaksud Wikan mencakup kemampuan berkomunikasi, kepemimpinan, kerja sama untuk menyelesaikan masalah, berbahasa Inggris, presentasi, kolaborasi, karakter jujur, kerja keras, rasa syukur, ikhlas, pantang menyerah, dan cinta Indonesia. 

"Kompetensi adalah perkalian antara soft skills, kognitif, dan karakter. Ini harus tercipta," kata dia menegaskan. 

Berdasarkan data Indeks Faktor Produktivitas yang dirilis Asian Productivity Organization (APO), peringkat Indonesia terus menurun dan terendah di Kawasan Asia. Wikan mengatakan, gal ini harus disadari bersama dan dicari solusinya dengan berhati-hati mendidik para penerus bangsa. 

Dalam penjelasannya, pembelajaran berbasis proyek atau project based learning mutlak harus dilakukan oleh peserta didik vokasi agar transformasi dalam pendidikan vokasi dapat terlihat hasilnya. "Tangan kanan memegang ijazah dan sertifikat kompetensi, sementara tangan kiri memegang produk riset terapan. Kalian harus menjadi duta SMK dan vokasi. Kalian harus bisa membuktikan dapat melakukan suatu perubahan nyata," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement