Rabu 25 Aug 2021 12:38 WIB

Jepang Perluas Status Darurat ke Delapan Prefektur

Status darurat bertujuan untuk menahan peningkatan kasus virus corona di Jepang

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Tenaga kesehatan menyiapkan vaksin Moderna untuk disuntikan kepada warga di bangsal Sumida, Tokyo, Rabu (30/6).  Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga menargetkan vaksinasi Covid-19 setiap harinya mencapai satu juta dosis dalam sehari yang diharapkan selesai pada bulan Oktober atau November mendatang, menjelang perhelatan Olimpiade Tokyo dan pemilihan umum pada musim gugur mendatang. (AP Photo/Eugene Hoshiko)Putra M. Akbar
Foto: AP
Tenaga kesehatan menyiapkan vaksin Moderna untuk disuntikan kepada warga di bangsal Sumida, Tokyo, Rabu (30/6). Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga menargetkan vaksinasi Covid-19 setiap harinya mencapai satu juta dosis dalam sehari yang diharapkan selesai pada bulan Oktober atau November mendatang, menjelang perhelatan Olimpiade Tokyo dan pemilihan umum pada musim gugur mendatang. (AP Photo/Eugene Hoshiko)Putra M. Akbar

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Jepang memperluas status darurat ke delapan prefektur, sehingga totalnya menjadi 21 perfektur. Status darurat bertujuan untuk menahan peningkatan kasus virus corona. 

Sejauh ini, pemerintah telah menempatkan 13 dari 47 prefektur Jepang, termasuk Tokyo di bawah pembatasan darurat yang berlangsung hingga 12 September. Pemerintah memberlakukan pembatasan darurat untuk menahan lonjakan kasus varian Delta. Varian baru virus corona itu telah membuat sistem perawatan kesehatan Jepang kewalahan. 

Baca Juga

“Kasus kritis tiba-tiba melonjak dan sistem medis berada dalam keadaan yang sangat mengerikan,” kata Menteri Ekonomi Yasutoshi Nishimura, dilansir Aljazirah, Rabu (25/8).

Nishimura mengatakan, pemerintah ingin memberlakukan pembatasan darurat di Hokkaido, Aichi, Hiroshima, dan lima wilayah lain yang membentang di kepulauan Jepang mulai 27 Agustus hingga 12 September. Pemerintah juga ingin menambah empat prefektur lagi untuk tindakan darurat terbatas.

Pada Selasa (24/8), Jepang melaporkan 21.500 kasus harian Covid-19 dan 42 kematian. Secara nasional jumlah total kasus mencapai 1,34 juta, dengan lebih dari 15.700 kematian dan hampir 2.000 kasus parah.

Tingkat kematian akibat Covid-19 di Jepang mencapai sekitar 1,2 persen, dibandingkan dengan 1,7 persen di Amerika Serikat dan 2 persen di Inggris.

Sekitar 90 persen tempat tidur di ruang perawatan kritis, di rumah sakit telah terisi. Hal itu membuat sebagian besar warga harus menjalani perawatan di rumah. Bahkan beberapa orang meninggal sebelum mendapatkan perawatan di rumah sakit. NHK mengatakan, sekitar 25 ribu pasien Covid-19 harus menjalani perawatan secara mandiri di rumah, karena kekurangan tempat tidur di rumah sakit. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement