Rabu 25 Aug 2021 07:44 WIB

Semester I 2021, Realisasi Belanja Negara Tumbuh 9,5 Persen

Sejumlah wilayah di Indonesia telah mengalami perbaikan ekonomi yang signifikan.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Friska Yolandha
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. Airlangga mengatakan selama semester I 2021 realisasi belanja negara tumbuh sebesar 9,5 persen year on year (yoy).
Foto: Istimewa
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. Airlangga mengatakan selama semester I 2021 realisasi belanja negara tumbuh sebesar 9,5 persen year on year (yoy).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan selama semester I 2021 realisasi belanja negara tumbuh sebesar 9,5 persen year on year (yoy). Ini ditopang dari tingginya realisasi belanja Pemerintah Pusat, terutama belanja pegawai, belanja barang, dan belanja modal yang tinggi dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.

"Kita lihat engine perekonomian dari APBN untuk Penanganan Covid 19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional tumbuh 8,06 persen yoy. Ini penting karena APBN merupakan agregat dari APBD. Maka pada Agustus ini bupati dan wali kota harus mengakselerasi belanja daerah, karena ini engine yang bisa mempertahankan pertumbuhan baik di pusat maupun di daerah,” ujar Airlangga dalam acara Pembekalan Kepemimpinan Pemerintah Dalam Negeri bagi Bupati, Walikota beserta Wakil, secara virtual pada Selasa (24/8).

Selain ada faktor base effect, kata dia, sejumlah leading indicator menunjukkan perbaikan dan pemulihan ekonomi. Diharapkan ini akan terus berlanjut. 

Indikator sektor eksternal Indonesia menunjukkan kondisi yang relatif baik dan terkendali. Hal ini tercermin dari beberapa indikator, seperti defisit transaksi berjalan yang mengecil, cadangan devisa yang terus meningkat, ekspor impor yang naik signifikan, nilai tukar rupiah dan IHSG yang terjaga, yield obligasi Pemerintah yang melandai, dan rasio Utang Luar Negeri Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto dalam level yang aman.

Secara spasial, perbaikan pertumbuhan ekonomi juga terjadi. Wilayah Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Bali & Nusa Tenggara telah mengalami perbaikan ekonomi yang signifikan, sejalan dengan membaiknya perekonomian domestik. Wilayah Sulawesi serta Maluku dan Papua terus menunjukkan pertumbuhan yang kuat khususnya didukung oleh peningkatan ekspor yang terjadi seiring dengan kenaikan harga komoditas global.

Menko Airlangga menambahkan, pertumbuhan ekonomi akan sangat tergantung kepada pengendalian pandemi secara disiplin, dukungan perbaikan sistem ketahanan kesehatan. Selain itu juga bergantung pada respons kebijakan ekonomi yang tepat untuk memastikan proses pemulihan yang lebih kuat dan penciptaan lapangan kerja secara signifikan dan kesiapan bertransformasi (teknologi digital) ke masa depan.

“Pemerintah akan terus melakuan pengendalian pandemi lewat respon berbagai kebijakan. Dengan diberlakukannya PPKM Level 3 di wilayah aglomerasi, diharapkan bisa meningkatkan kembali pertumbuhan ekonomi sehingga di akhir tahun ini secara year on year kita bisa mencapai sebesar 3,7 persen sampai sampai 4,5 persen," kata Menko Airlangga.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement