Selasa 24 Aug 2021 23:54 WIB

Satgas: Pertahankan Perbaikan Kasus Aktif dan Kesembuhan

Satgas menyebut persentase kesembuhan di Indonesia lebih tinggi dibandingkan dunia

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito. Wiku Adisasmito menyampaikan perlunya dipertahankan perbaikan indikator kasus aktif dan kesembuhan akibat Covid-19 yang merupakan kabar baik.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito. Wiku Adisasmito menyampaikan perlunya dipertahankan perbaikan indikator kasus aktif dan kesembuhan akibat Covid-19 yang merupakan kabar baik.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Tim Pakar Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito menyampaikan perlunya dipertahankan perbaikan indikator kasus aktif dan kesembuhan akibat Covid-19 yang merupakan kabar baik.

"Kasus aktif dan kesembuhan tidak akan mengalami penurunan apabila tidak ada kerja sama yang baik dari seluruh pihak, utamanya tenaga kesehatan yang berjuang menangani pasien Covid-19, serta pemerintah daerah yang bergerak cepat memenuhi kebutuhan fasilitas kesehatan di wilayahnya masing-masing," ujar Wiku dalam konferensi pers yang dipantau via daring di Jakarta, Selasa (24/8).

Ia mengemukakan persentase kesembuhan di Indonesia sedikit lebih tinggi dibandingkan dunia."Indonesia sebesar 89,5 persen, sedangkan di dunia adalah 89,47 persen," paparnya.

Sementara kasus aktif di Indonesia, lanjut dia, untuk pertama kalinya persentasenya lebih rendah daripada kasus aktif dunia, yakni sebesar 7,3 persen, sedangkan kasus aktif dunia 8,43 persen.

 

"Saya apresiasi kepada seluruh pihak, adanya perbaikan ini tidak boleh membuat kita lengah, justru sebaliknya menjadi semakin semangat untuk terus melakukan perbaikan. Namun masih ada tugas besar kita bersama yang perlu segera kita tuntaskan yaitu tingginya angka kematian," ucapnya.

Wiku mengatakan, kasus kematian di Indonesia masih lebih tinggi dibandingkan di tingkat dunia."Persentase kematian di Indonesia saat ini sebesar 3,2 persen, sedangkan di dunia sebesar 2,09 persen," tuturnya.

Menurut dia, masih tingginya penambahan kematian di Indonesia menyebabkan Indonesia menduduki peringkat ke-9 kematian kumulatif tertinggi di dunia."Bahkan kenaikan terjadi pada 33 provinsi atau hampir seluruh provinsi di Indonesia," katanya.

Disampaikan, dari 33 provinsi yang mengalami kenaikan terdapat lima provinsi dengan kenaikan tertinggi di pekan ini, yaitu Jawa Tengah naik 0,32 persen, Lampung dan Gorontalo naik 0,3 persen, Bali naik 0,24 persen, serta Bengkulu naik 0,7 persen.

"Hal ini menunjukkan bahwa secara umum problematika kematian nasional akibat pandemi COVID-19 masih menjadi tantangan yang belum terselesaikan," kata Wiku.

Ia menilai, keadaan saat ini adalah keadaan yang tidak biasa karena biasanya jika kesembuhan naik maka kematian akan turun, dan sebaliknya jika kesembuhan turun maka kematian naik."Namun yang saat ini terjadi kedua indikator mengalami kenaikan," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement