Selasa 24 Aug 2021 09:37 WIB

Taiban Suni dan Hazara Syiah: Bagaimana Nasibnya?

Mengenal Muslim Hazara Afghanistan yang Diberangus Taliban

Suku Hazara di Afghanistan
Foto: wikipedia
Suku Hazara di Afghanistan

IHRAM.CO.ID, KABUL -- Ada sekitar 4,5 juta Muslim Hazara yang diperkirakan tinggal di Afghanistan. Muslim Hazara membentuk sekitar 10-12 persen dari total 38 juta populasi Afghanistan.

Muslim Hazara menganggap diri mereka sebagai keturunan kaisar besar Mongolia abad pertengahan Jenghis Khan (lebih dikenal di India sebagai Changez Khan). Tentara Jenghis Khan menyerbu China, Asia Tengah dan Afghanistan pada abad ke-13.

Kelompok Taliban selama memerintah pada 1990-an, seperti dilansir dari India Today, Selasa (24/8), telah menyatakan Hazara adalah non-Muslim dan memerintahkan untuk membantai mereka. Namun kali ini, Taliban mengumumkan tidak akan mendiskriminasi Muslim Hazara yang berbeda pandangan agama selama mengikuti hukum syariah yang diberlakukan di Afghanistan di bawah kendali Taliban.

Namun, Taliban meledakkan patung Abdul Ali Mazari di Bamiyan, yang dianggap sebagai ibu kota komunitas etnis Hazara. Abdul Ali Mazari adalah seorang pemimpin Hazara yang terkenal dan dianggap sebagai pahlawan perjuangan dalam mencari kesetaraan dengan Muslim lainnya di Afghanistan. Taliban telah mengeksekusi Abdul Ali Mazari pada 1995.

 

Taliban mengikuti keyakinan Islam Sunni, sedangkan Hazara sebagian besar adalah syiah dalam keyakinan mereka. Hazara termasuk kelompok etnis yang berbeda dengan Taliban yang didominasi Pashtun.

Pada periode pasca-Jenghis Khan, Hazara hidup dalam kemakmuran di daerah lembah Afghanistan Tengah hingga sekitar abad ke-18. Pada 1770-an, wilayah mereka yang disebut Hazarajat dianeksasi oleh penguasa Afghanistan Ahmad Shah Durrani, yang merupakan seorang Pashtun dan Sunni.

Pada abad ke-19, emir Pashtun Abdul Rahman, saat menyerbu tanah air Hazara, memerintahkan eksekusi massal terhadap orang-orang Syiah. Akibatnya, orang-orang Hazara melarikan diri jauh ke pegunungan di Iran dan Pakistan. Penyingkiran besar-besaran Hazara Syiah mendorong mereka pergi ke bukit dan gunung-gunung untuk menjadikannya sebagai tempat tinggal sejak penyerangan Pashtun.

Dalam kondisi demikian, sebagian besar Hazara terkurung di pegunungan kering dan dihubungkan oleh bahasa mereka sendiri yang disebut Hazaragi. Sejak itu juga, Hazara menjadi sasaran militansi Pashtun, yang sekarang dalam bentuk Taliban.

Taliban belum menjelaskan rincian tentang bagaimana mereka akan memberlakukan hukum Syariah di Afghanistan. Di bawah konstitusi baru Afghanistan yang diadopsi pada 2003, setelah pasukan pimpinan AS mengusir Taliban dari kekuasaan pada tahun 2001, Hazara diberi kesetaraan dengan komunitas lain di Afghanistan.

Namun, di bawah Taliban, status mereka tetap tidak jelas untuk saat ini. Dalam laporan media, juru bicara Taliban yang berbasis di Doha, Suhail Shaheen, mengatakan Syiah dapat hidup di Afghanistan dengan damai. Bagi beberapa pengamat, ini justru artinya menunjukkan Hazara bisa kehilangan hak untuk hidup damai jika menuntut haknya dan menyuarakan keprihatinan kepada Taliban.

Pada 1990-an, komandan Taliban Maulawai Mohammed Hanif mengeluarkan pengumuman yang isinya "Hazara bukan Muslim, Anda dapat membunuh mereka." Ini tentu masih melekat di kalangan tetua komunitas. Karena pengmuman tersebut, ribuan Hazara di Mazar-e-Sharif dieksekusi pada 1998. Kota Mazar-e-Sharif pun jatuh ke tangan Taliban tepat sebelum Kabul.

Hazara tidak hanya menjadi target Taliban tetapi juga ISIS. Seperti Taliban, ISIS mengikuti keyakinan Islam Sunni. Sejak kemajuannya di Afghanistan, ISIS telah menargetkan masjid-masjid yang dikunjungi oleh Hazara, dan rumah sakit di daerah yang didominasi Hazara.

Pada Mei lalu, ISIS diduga melakukan pemboman mobil di depan sebuah sekolah di daerah Dasht-e-Barchi yang didominasi Hazara di Kabul. Lebih dari 60 orang tewas. Banyak dari mereka adalah siswi muda.

(Umar Mukhtar)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement