Selasa 24 Aug 2021 09:19 WIB

Ganip Minta Peralatan BNPB Berfungsi Maksimal Saat Bencana

Kepala BNPB Ganip Warsito gelar kesiapan peralatan pendukung penanggulangan bencana

Kepala BNPB - Letjen TNI Ganip Warsito. Ganip Warsito menggelar kesiapan peralatan pendukung penanggulangan bencana dalam mengantisipasi puncak kemarau dan awal musim hujan tahun 2021.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Kepala BNPB - Letjen TNI Ganip Warsito. Ganip Warsito menggelar kesiapan peralatan pendukung penanggulangan bencana dalam mengantisipasi puncak kemarau dan awal musim hujan tahun 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Ganip Warsito menggelar kesiapan peralatan pendukung penanggulangan bencana dalam mengantisipasi puncak kemarau dan awal musim hujan tahun 2021.

"Saya tiba hari ini untuk melakukan gelar kesiapan peralatan pendukung penanggulangan bencana yang kita miliki, sekaligus untuk meningkatkan kemampuan personel kita," ujar Ganip dikutip dari laman resmi BNPB di Jakarta, Selasa (24/8).

Dalam kunjungannya itu, ia menyampaikan bahwa selain fungsi dan manfaat dari peralatan pendukung yang harus berjalan optimal, sumber daya dalam mengoperasikan peralatan juga harus ada."Saya memastikan kondisi peralatan dan kendaraan ini masih berfungsi optimal, selain itu sumber dayanya juga harus ada yang mampu mengoperasikan dengan baik," ujarnya.

Tidak hanya itu, Ganip juga melakukan pengecekan beberapa perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) antara lain Mobil Komunikasi Satelit (Komob), Fly Away, ACU 1000, Radio Codan, eLTE Rapid System dan Drone. Fungsi dari teknologi itu, dijelaskan, antara lain untuk menyediakan koneksi internet, radio komunikasi, dan interkoneksi perangkat komunikasi.

Beberapa teknologi itu sudah tersebar ke daerah, salah satunya Mobil Komunikasi Satelit. Mobil tersebut sudah tersedia di seluruh 34 BPBD tingkat provinsi di Indonesia.

Ia berharap, kegiatan gelar kesiapan peralatan penanggulangan bencana ini diharapkan dapat digunakan dan diimplementasikan untuk mempercepat penanganan tanggap darurat bencana. 

Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), puncak musim kemarau diprediksi akan terjadi pada bulan Agustus dan prakiraan curah hujan probabilistik diprediksi terjadi pada bulan September hingga November. Dampaknya, bencana hidrometeorologi kering seperti kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) serta bencana hidrometeorologi basah seperti banjir dan tanah longsor berpotensi akan mengalami kenaikan angka kejadian.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement