Selasa 24 Aug 2021 08:13 WIB

Dolar AS Tergelincir di Tengah Data Ekonomi yang Lemah

Indeks Pembelian Manajer AS pada Agustus turun, menjadi penyebab pelemahan dolar AS.

Karyawan menunjukkan uang dolar Amerika Serikat (AS) di tempat penukaran valuta asing, Jakarta, Rabu (6/1). Nilai tukar Dolar AS melemah pada akhir perdagangan pada Senin (23/8) karena pelaku pasar mencerna data ekonomi terbaru.
Foto: Fakhri Hermansyah/ANTARA
Karyawan menunjukkan uang dolar Amerika Serikat (AS) di tempat penukaran valuta asing, Jakarta, Rabu (6/1). Nilai tukar Dolar AS melemah pada akhir perdagangan pada Senin (23/8) karena pelaku pasar mencerna data ekonomi terbaru.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Nilai tukar Dolar AS melemah pada akhir perdagangan pada Senin (23/8) karena pelaku pasar mencerna data ekonomi terbaru. Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, turun 0,58 persen menjadi 92,9582.

Pada akhir perdagangan di New York, euro meningkat menjadi 1,1748 dolar AS dari 1,1695 dolar pada hari sebelumnya, dan pound Inggris naik menjadi 1,3729 dolar dari 1,3622 dolar AS pada hari sebelumnya. Dolar Australia naik menjadi 0,7216 dolar AS dari 0,7136 dolar. 

Baca Juga

Dolar AS dibeli 109,68 yen Jepang, lebih rendah dari 109,80 yen Jepang pada hari sebelumnya. Dolar AS turun menjadi 0,9124 franc Swiss dari 0,9176 franc Swiss, dan turun menjadi 1,2645 dolar Kanada dari 1,2844 dolar Kanada.

Reaksi pasar di atas muncul setelah data menunjukkan ekspansi sektor swasta AS melambat tajam di tengah keterbatasan kapasitas dan penyebaran virus varian Delta. Indeks Output Gabungan PMI (Indeks Pembelian Manajer) AS mencatat 55,4 pada Agustus, turun tajam dari 59,9 pada Juli, perusahaan data yang berbasis di London IHS Markit melaporkan pada Senin.

Data IHS Markit terbaru mengenai indeks aktivitas bisnis PMI AS tercatat 55,2 pada Agustus, turun dari 59,9 pada Juli. Ini menandakan kenaikan paling lemah dalam output sejak Desember 2020, sementara PMI manufaktur AS berada pada 61,2, turun dari 63,4 pada Juli.

Di sisi lain, harga emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange naik pada Senin. Kontrak emas teraktif untuk pengiriman Desember naik 22,3 dolar AS, atau 1,25 persen, menjadi ditutup pada 1,806,3 dolar AS per ons.

Analis pasar mencatat bahwa kekhawatiran atas varian Delta dari virus Covid-19 dan penularannya mengguncang Wall Street, dan mungkin mendorong perpindahan ke emas sebagai tempat investasi yang aman. Investor juga menunggu berita dari simposium kebijakan moneter Jackson Hole tahunan Federal Reserve akhir pekan ini untuk dijadikan sebagai panduan pasar.

Perak untuk pengiriman September naik 54,4 sen, atau 2,35 persen, menjadi ditutup pada 23,656 dolar AS per ons. Platinum untuk pengiriman Oktober naik 19,9 dolar AS, atau 2 persen, menjadi ditutup pada 1.014,1 dolar per ons.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement