Senin 23 Aug 2021 22:14 WIB

WHO: Bantuan Medis Terhambat Penutupan Bandara Kabul

Bantun medis untuk Afghanistan berupa peralatan dan paket makanan

Bantun medis untuk Afghanistan berupa peralatan dan paket makanan. Ilustrasi pengungsi Afghanistan
Foto: AP/Sgt. Samuel Ruiz/U.S. Marine Corps
Bantun medis untuk Afghanistan berupa peralatan dan paket makanan. Ilustrasi pengungsi Afghanistan

IHRAM.CO.ID, JENEWA— Lebih dari 500 ton pasokan medis bagi penduduk Afghanistan yang akan didistribusikan pekan ini tertahan oleh pembatasan di bandara Kabul, kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Senin (23/8).

Pasokan tersebut termasuk peralatan bedah dan paket makanan bagi penderita kurang gizi yang parah.

Baca Juga

Badan-badan bantuan mengatakan pasokan medis dan makanan tersebut sangat penting bagi sekitar 300 ribu orang Afghanistan yang terpaksa mengungsi dalam dua bulan terakhir ketika pemberontak Taliban melakukan serangan intensif yang berujung dengan pengambilalihan Kabul pada 15 Agustus.

Hampir 18,5 juta orang atau setengah dari populasi Afghanistan bergantung pada bantuan dan kebutuhan mereka diperkirakan akan meningkat akibat bencana kekeringan.

Namun, penutupan Bandara Kabul bagi penerbangan komersial telah menghambat pengiriman bantuan, kata Direktur Kedaruratan Regional WHO, Dr Richard Brennan.

"Ketika mata dunia kini tertuju pada orang-orang yang dievakuasi dan pesawat-pesawat yang pergi ke (Kabul), kami harus mengirimkan pasokan ini untuk membantu mereka yang tertinggal," kata Brennan dalam pernyataan.

Dia mengatakan, WHO telah meminta pesawat-pesawat kosong singgah di Dubai, Uni Emirat Arab, untuk mengangkut pasokan dari gudang mereka dalam perjalanan menuju Afghanistan.

WHO juga tengah mengatur sebuah "jembatan udara kemanusiaan" untuk pengiriman bantuan, kata Brennan.

Direktur Eksekutif Badan Anak-Anak PBBUNICEF, Henrietta Fore, pada Senin mengatakan sekitar 10 juta anak di Afghanistan memerlukan bantuan kemanusiaan.Kondisi itu diperkirakan akan semakin memburuk, kata Fore.    

sumber : Reuters/Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement