Senin 23 Aug 2021 07:52 WIB

Pesan Ibnu Al Jauzi Rentannya Tipu Daya Iblis Atas Kaum Sufi

Sebagian praktik sufi disalahgunakan hingga mencederai tasawuf

Rep: Rossi Handayani/ Red: Nashih Nashrullah
Sebagian praktik sufi disalahgunakan hingga mencederai tasawuf .(ilustrasi)
Foto: Republika TV
Sebagian praktik sufi disalahgunakan hingga mencederai tasawuf .(ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, – Iblis senantiasa menggencarkan tipu dayanya, termasuk terhadap para sufi dari kalangan orang zuhud.

Dikutip dari buku Talbis Iblis penulis Ibnu Al Jauzi  dengan pentahqiq Syaikh Ali Hasan al-Halabi, Ibnu Al Jauzi  rahimahullah mengatakan bahwa para sufi termasuk golongan orang-orang zuhud.

Baca Juga

Hanya saja, para sufi berbeda dengan orang-orang zuhud dari segi sifat dan kondisinya. Mereka memiliki ciri-ciri tertentu yang membedakan dari orang lain.  

Tasawuf tidak lain sebuah tarekat yang awalnya ialah wujud sikap zuhud secara total. Selanjutnya, orang yang berkecimpung di dalamnya membolehkan mendengarkan nyanyian dan melakukan tarian, sehingga pencari-pencari akhirat dari kalangan awam pun tertarik kepada mereka, karena orang-orang yang bisa dikatakan sebagai pengikut paham sufi itu terlihat seakan benar-benar menampakkan kezuhudan. Para pencari dunia pun tertarik dengan sikap mereka, karena mereka terlihat begitu santai dan terlihat suka bermain-main.  

Maka itu, seseorang harus menyingkap talbis Iblis terhadap tarekat orang yang seperti ini. Dan, pengungkapan talbis itu hanya dapat dilakukan dengan mengungkap akar dan cabang tarekat, serta menjelaskan apa saja persoalannya. Allahlah Yang Mahamenuntun menuju kebenaran.  

Penulis berkata, pada masa Nabi ﷺ, penisbatan diarahkan kepada iman dan Islam saja, sehingga seorang disebut Muslim dan mukmin. 

Lantas, muncullah istilah zahid (orang zuhud) dan abid (ahli ibadah). Pada tahap selanjutnya, muncul sejumlah kaum yang terbiasa hidup zuhud dan rajin beribadah, sehingga mereka menjauhkan diri dari dunia dan fokus pada beribadah semata. 

Kaum tersebut menjadikan pola hidup itu sebagai satu tarekat dan akhlak tersendiri. Mereka mengetahui bahwa orang pertama yang fokus mengabdikan diri untuk Allah di Baitul Haram yaitu sufah. 

Nama asli orang itu adalah Ghauts bin Murr. Maka mereka menisbatkan diri kepada laki-laki ini, karena kemiripan mereka dengannya dalam hal sama-sama fokus beribadah kepada-Nya. Sejak itulah mereka disebut sufiyah atau golongan sufi.  

Abu Muhammad Abdul Ghani bin Sa'id al-Hafizh rahimahullah menuturkan: "Aku bertanya kepada Walid bin al-Qasim: 'Sufi (penganut tasawuf) dinisbatkan kepada apa?' Walid pun menjawab: 'Pada masa jahiliyah, ada kaum yang mengikuti seorang yang bernama sufah. Mereka fokus beribadah kepada Allah SWT, berdiam diri di Kabah. Siapa saja yang menyerupai mereka, berarti dia termasuk golongan sufiyah."  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement