Senin 23 Aug 2021 04:44 WIB

Profesor UMM Raih Penghargaan Dosen Inovatif Terpuji

Elfi Anis Saati memiliki lebih 12 paten yang fokus pada masalah pangan dan gizi.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Erik Purnama Putra
Guru Besar Bidang Teknologi Hasil Pertanian Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Elfi Anis Saati.
Foto: Dok. Humas UMM
Guru Besar Bidang Teknologi Hasil Pertanian Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Elfi Anis Saati.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Guru Besar Bidang Teknologi Hasil Pertanian Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Elfi Anis Saati meraih berbagai prestasi bergengsi melalui inovasi yang diciptakannya. Terbaru, Elfi mendapatkan penghargaan sebagai Dosen Inovatif Terpuji dari Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah VII pada Rabu (18/8).

Elfi selama ini dikenal sebagai dosen yang fokus berinovasi dalam bidang gizi dan teknologi pangan. Ia kerap dinobatkan sebagai penyaji terbaik hingga mendapat rentetan penghargaan, seperti Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan Indonesia (PATPI) Award.

Elfi mengaku, tidak tahu jika ada penilaian dan penghargaan seperti itu. Meski beitu, ia mengetahui, terdapat pantauan dan penilaian bagi dosen, yang mencakup berbagai aspek setiap enam bulan. Penilaian meliputi, cara mengajar, penelitian, publikasi, paten, serta pengabdian.

"Mungkin dari situlah akhirnya saya bisa dinobatkan sebagi salah satu dosen tangguh, utamanya dalam aspek inovasi terbaru," kata Elfi di Kota Malang, Jawa Timur, Ahad (22/8).

Koordinator Halal Center UMM tersebut mengaku, telah meneliti pigmen antosianin sejak 21 tahun yang lalu. Elfi juga telah memiliki lebih 12 paten yang fokus pada masalah pangan dan gizi.

Beberapa di antaranya, seperti pewarna alami dari bunga mawar, pewarna alami berbahan rumput laut, hingga sari minuman antioksidan dari bunga mawar. Khusus yang terakhir, Elfi telah berhasil mendapatkan merek, izin produksi industri rumah tangga (PIRT), serta sertifikasi halal.

Dia bahkan sudah membangun rumah produksi dan memasarkannya ke berbagai daerah. Tidak hanya berhenti pada penelitian, kata Elfi, inovasi juga harus bisa memberikan manfaat ke berbagai pihak utamanya masyarakat.

Terbaru, Elfi dan beberapa rekannya sedang mengembangkan beras analog balita. Inovasi itu berangkat dari fenomena balita stunting yang belakangan terjadi. "Hal itu dapat terjadi karena kurangnya gizi yang terkandung, khususnya protein dan mineral," jelasnya.

Tim ahli Lembaga Pemeriksa Halal Muhammadiyah tersebut menuturkan, alasannya terus menciptakan inovasi. Menurut Elfi, inovasi yang dibuat bertujuan untuk memberikan opsi solusi bagi permasalahan di tengah masyarakat. Di samping itu, berinovasi dan memanfaatkan alam dengan baik adalah tugas seorang khalifah.

"Sebagai khalifah di bumi, tentu kita harus berusaha menjadi manusia yang kreatif dan cerdas agar bisa menebar manfaat bagi sesama," ucap Elfi menjelaskan.

Dia pun berharap, penghargaan yang diterimanya tidak hanya memberikan dampak bagi diri sendiri, melainkan bisa menjadi motivasi bagi generasi muda untuk semakin menghargai kekayaan alam dan teknologi yang dimiliki Indonesia. Dengan demikian, sambung dia, masyarakat mampu mengoptimalkan potensi lokal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement