Sabtu 21 Aug 2021 14:05 WIB

Biden Nominasikan Diplomat Karier Sebagai Dubes China

Biden mengubah tradisi puluhan tahun di mana duta besar untuk China dijabat politisi

Rep: Lintar Satria/ Red: Christiyaningsih
Presiden Joe Biden mengubah tradisi puluhan tahun di mana duta besar untuk China dijabat politisi. Ilustrasi.
Foto: AP/Susan Walsh
Presiden Joe Biden mengubah tradisi puluhan tahun di mana duta besar untuk China dijabat politisi. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Gedung Putih mengatakan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menominasikan diplomat veteran Nicholas Burn untuk jabatan Duta Besar AS untuk China. Hal ini menandakan pemerintah Biden ingin mengirimkan utusan yang dapat berperan meningkatkan hubungan dengan rival internasional AS.

Burns adalah seorang pensiunan diplomat Kementerian Luar Negeri AS yang pernah menjabat sebagai wakil menteri dari 2005 hingga 2008. Biden mengubah tradisi puluhan tahun di mana duta besar untuk China biasanya dijabat oleh politisi bukan diplomat karier.

Baca Juga

Jika disetujui Senat, maka Burns akan menjabat sebagai duta besar saat hubungan AS dan China berada di titik terendahnya dalam beberapa dekade terakhir. Ia mengisi jabatan yang kosong sejak Oktober setelah dubes yang ditunjuk mantan presiden Donald Trump, Terry Branstad, mengundurkan diri.

AS dan China berselisih dalam berbagai isu mulai dari perdagangan, teknologi, virus corona, Taiwan, serta aktivitas militer China di Laut Cina Selatan. Di perairan yang disengketakan itu, Washington dan Beijing saling tuding masing-masing pihak melakukan aksi provokatif.

Jika disetujui, penunjukkan Burns bertepatan dengan kemampuan pemerintah Biden mengubah fokus dari isu Indo-Pasifik dan China ke Afghanistan diragukan setelah Taliban merebut kembali negara itu dan proses evakuasi yang kacau.

China belum resmi mengakui Taliban sebagai penguasa Afghanistan yang baru. Akan tetapi pekan lalu Menteri Luar Negeri China Wang Yi menjamu kepala kantor politik Taliban Mullah Baradar.

Ia juga sudah mengatakan masyarakat internasional harus memandu dan mendukung transisi kekuasaan di Afghanistan bukan justru terus menekannya. Gedung Putih juga mengumumkan Biden berniat mencalonkan Rahm Emanuel sebagai Duta Besar untuk Jepang.

Emanuel adalah mantan wali kota Chicago dan mantan anggota parlemen yang pernah menjabat sebagai kepala staf Presiden Barack Obama. AS berusaha memperkuat hubungan dengan Jepang saat gesekan dengan China kian memanas.

Burns mengatakan apbila dikonfirmasi Senat, ia menantikan untuk kembali melayani masyarakat. "(Dan mengerjakan) persaingan strategis antara AS dan RRC (Republik Rakyat China), serta tantangan rumit dan sulit yang kami hadapi di masa kritis hubungan kami," katanya.

Burns tidak dapat disebut pakar kebijakan China tapi begitu pula pendahulunya. Ia memiliki hubungan dekat dengan Biden. Burns adalah salah satu penasihat kampanye presiden AS itu. Ia juga lama bekerja dengan penasihat yang paling dipercaya Biden yakni Menteri Luar Negeri Antony Blinken.

Mantan presiden George W. Bush menunjuknya sebagai wakil menteri luar negeri bidang politik. Secara historis jabatan itu merupakan pejabat tertinggi ketiga di Kementerian Luar Negeri dan bertanggung jawab pada isu global.

Pakar kawasan Asia pemerintah Obama yang kini berada di Georgetown University, Evan Medeiros, mengatakan pilihan Biden yang jatuh pada Burns menunjukkan presiden menjadi model komunikasi yang baru dengan Beijing saat pertemuan tingkat tinggi diwarnai kompetisi ideologi.

"Apa yang Anda kami butuhkan adalah kuda kerja yang baru, bukan kuda pertunjukan. Kami ingin duta besar kami berperan besar dalam hubungan kedua negara dan kami membutuhkan seseorang yang mengerti politik kekuatan besar," katanya.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement