REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Otoritas Ho Chi Minh, Vietnam, akan memperketat pembatasan terkait Covid-19 dengan melarang orang keluar mulai 23 Agustus di tengah ancaman virus korona yang terus-menerus. Wakil Kepala Komite Pengarah untuk Pencegahan dan Pengendalian Covid-19 Pham Duc Hai mengatakan situasi Covid-19 di Ho Chi Minh berkembang secara rumit, meski telah berupaya maksimal untuk mencegah penyebaran.

Ho Chi Minh merupakan pusat penyebaran Covid-19 sejak gelombang keempat melanda Vietnam pada akhir April dan memiliki kasus terbanyak. Maka dari itu, otoritas setempat mengharuskan penduduknya "tinggal di tempat mereka berada", mengisolasi rumah dari rumah hingga tiap lingkungan.

Media lokal VN Express melaporkan tes Covid-19 akan terus dilakukan di daerah berisiko tinggi dan juga proses vaksinasi. Ho Chi Minh akan terus memberikan kebutuhan penting bagi warganya, terutama mereka yang berada dalam kemiskinan dan kelompok rentan lainnya.

Sementara, Kepala Departemen Propaganda Komite Kota Phan Nguyen Nhu Khue menambahkan aturan baru secara lebih detil akan diumumkan setelah rampung. “Siapa yang dapat keluar, bagaimana barang-barang penting akan didistribusikan, dan bagaimana stasiun medis keliling akan beroperasi akan diumumkan kemudian," kata Khue.

Ho Chi Minh memiliki 164.342 kasus Covid-19 lokal dengan 5.627 kematian sejak gelombang keempat hingga 19 Agustus. Kota berpenduduk 13 juta itu telah menjalani serangkaian aturan terkait jaga jarak sosial (social distancing), dengan ketentuan terbaru diperpanjang hingga 15 September.

Orang-orang dilarang keluar antara pukul 6 sore hingga 6 pagi keesokan harinya, kecuali untuk kondisi tertentu, seperti keadaan darurat medis. Pemerintah ingin Ho Chi Minh mengendalikan situasi penyebaran Covid-19 pada 15 September.

Vietnam memiliki 308.560 kasus lokal sejak gelombang keempat, setelah penambahan 10.639 pasien baru pada Kamis, yang merupakan rekor tertinggi.

Ikuti Whatsapp Channel Republika