Jumat 20 Aug 2021 18:32 WIB

Kementerian ESDM: Baru 17 SPBG Beroperasi di Indonesia

Penggunaan bahan bakar gas mampu menekan efisiensi biaya hingga 15 persen.

Petugas mengisi bahan bakar gas pada taksi di SPBG PGN Klender, Jakarta. ilustrasi
Foto: M RISYAL HIDAYAT/ANTARA
Petugas mengisi bahan bakar gas pada taksi di SPBG PGN Klender, Jakarta. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat dari 46 proyek stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG) yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia, baru 17 stasiun yang sudah beroperasi.

"Selama kurun waktu 2011 hingga 2016 sudah dibangun 46 unit SPBG, baru 17 yang sudah beroperasi," kata Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Minyak dan Gas Kementerian ESDM Nur Arifin Muhammad saat peresmian SPBG di Jalan Raya Kaligawe, Kota Semarang, Jumat (20/8).

SPBG Kaligawe merupakan stasiun pertama di Jawa Tengah yang sudah mulai dioperasikan. SPBG ini juga merupakan satu dari tiga stasiun pengisian BBG yang rencananya dibangun di Semarang, di mana dua lainnya berlokasi di Mangkang dan Penggaron.

"Di Mangkang masih proses penyambungan. Dalam waktu tidak lama lagi akan beroperasi," katanya.

Sementara itu, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengatakan Indonesia memiliki potensi gas yang melimpah. Potensi bahan bakar yang berkelanjutan ini, kata dia, harus dioptimalkan. 

Penggunaan bahan bakar gas, menurut dia, mampu menekan efisiensi biaya hingga 15 persen. Harga jual bahan bakar gas di SPBG sendiri sebesar Rp4.500 per liter setara premium.

BBG bisa digunakan pada kendaraan bermotor yang sudah dilengkapi dengan perangkat konverter dual bahan bakar.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement