Jumat 20 Aug 2021 13:48 WIB

Contoh Bagi Milenial, Doktor Komunikasi Termuda Usahid

Walau tindikan, dia menjadi anak muda yang dinamis dan kritis

Geofakta yang baru berusia 29 tahun berhasil memperjuangkan disertasinya yang berjudul Pluralisme Moral (Analisa Kritis Teori Pengakuan Social Axel Honneth dalam seni Cross Dresser).
Foto: .
Geofakta yang baru berusia 29 tahun berhasil memperjuangkan disertasinya yang berjudul Pluralisme Moral (Analisa Kritis Teori Pengakuan Social Axel Honneth dalam seni Cross Dresser).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Atmosfer Pendidikan selalu menarik apabila melihat sosok muda yang inspiratif dan berhasil memberikan tempat dan ruang pada kepentingan bersama. Geofakta Razali dinyatakan lulus sebagai doktor setelah berhasi mengikuti sidang terbuka belum lama ini. 

Geofakta yang baru berusia 29 tahun berhasil memperjuangkan disertasinya yang berjudul Pluralisme Moral (Analisa Kritis Teori Pengakuan Social Axel Honneth dalam seni Cross Dresser). Rektor Universitas Sahid sekaligus ketua dewan penguji Prof Dr Ir H Kholil MKom pada Program Pascasarjana Usahid membacakan berita acara yang memutuskan Geofakta lulus sebagai doktor.

Geofakta dinilai berhasil memperjuangkan disertasinya atas banyak pertanyaan dan sanggahan dari dewan pengujinya. Dewan penguji terdiri antara lain  Prof Dr Ir H Kholil MKom, Dr Mirza Ronda MSi, Dr Titi Widaningsih MSi, Prof Dr Ahmad Sihabudin MSi, Dr Mikhael Dua MS, Dr Alexander Seran, Dr Umaimah Wahid MSi, Dr Rahtika Diana MSi, serta dihadapan penonton sebanyak total 70 orang yang hadir secara online dan offline. 

Menurut Kholil kebaruan yang ditemukan merupakan sebuah alternatif masalah konflik sosial multikulturalisme dengan menawarkan pengakuan sosial. Ini salah satu kompetensi komunikasi demi mewujudkan pluralisme moral, rasa hormat, dan solidaritas. "Geofakta berhasil melampaui komunikasi Habermas dan Axel Honneth sebagai sebuah sumbangan pemikiran atas keilmuan komunikasi," ujar dia.

Promotor Dr Mirza Ronda dalam pidato pengukuhan mengatakan, Geofakta merupakan sosok nyata yang memberikan contoh pada usaha milenial dalam menegakkan konsep ilmu dan praktis dapat berjalan beriringan. "Walau badan dipenuhi tato, brewokan dan tindikan, dia menjadi anak muda yang dinamis, kritis, namun dapat berdiskusi dengan argumen dasar yang dapat dipertanggungjawabkan," ujarnya memuji. 

Dengan merendah, Geofakta mengatakan gelar doktor yang baru saja diraihnya, tidak ada artinya. Do’a orang tua serta menikmati segala proses dinilainya sebagai berkat tak terhingga dalam pengembangan diri, kebaikan, dan mencari falsafah hidup. "Komunikasi merupakan kebebasan berpikir disaat era persepsi menandingi prestasi, namun tanggung jawab dari argumen komunikasi harus berlandaskan keilmuan yang tepat dan berdasar," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement