Kamis 19 Aug 2021 23:24 WIB

Aturan Bank Digital Terbit, Bjb Target 1 juta Pengguna QRIS

Bjb telah masuk ke bank digital lewat aplikasi bjb digi

Dirut Bank BJB Yuddy Renaldi. Yuddy Renaldi mengungkapkan perusahaan telah mengembangkan digitalisasi melalui BJB Digi sejak awal 2020.
Foto: Edi Yusuf/Republika
Dirut Bank BJB Yuddy Renaldi. Yuddy Renaldi mengungkapkan perusahaan telah mengembangkan digitalisasi melalui BJB Digi sejak awal 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perdagangan saham emiten perbankan di Bursa Efek Indonesia diproyeksikan masih akan terus menghasilkan cuan sampai akhir tahun. Tak terkecuali PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR) mencatatkan kinerja positif sepanjang semester satu 2021.

Menurut Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada, pencapaian BJBR memberikan gambaran masih adanya peluang pertumbuhan meski di tengah pandemi Covid-19. 

"Pada periode semester satu 2021, kredit KPR BJBR tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 12,5 persen year on year (yoy) menjadi Rp 7,2 triliun, dari sebelumnya berada di angka Rp 6,4 triliun," ujarnya ketika dihubungi Republika, Kamis (19/8).

Bahkan Reza menyebut kinerja BJBR didukung  permintaan kredit dari masyarakat dinilai baik. "Itu baru dari pertumbuhan KPR, belum dari penyaluran kredit usaha dan lainnya, sehingga memberikan tambahan kinerja pada BJBR," katanya. 

Reza menyebut masuknya BJBR ke dalam era digitalisasi dapat menambah persaingan industri perbankan. Menurutnya persaingan yang sehat nantinya masyarakat yang akan merasakan manfaatnya.

“Layanan perbankan kian mudah dengan adanya digitalisasi, dan masyarakat sebagai pengguna pun dapat merasakan manfaatnya. Diharapkan, adanya digitalisasi ini dapat menarik masyarakat sehingga sebaran nasabah BJBR pun kian bertambah yang pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja BJBR," ungkapnya.

BJBR telah memiliki sistem anti fraud untuk memantau layanan online ke seluruh wilayah dan cabang yang mendeteksi potensi fraud. Adapun fitur ini dikembangkan untuk mendeteksi dini seiring rentannya serangan siber pada sistem digital. 

“Kami juga terus melakukan edukasi kepada nasabah agar menjaga kerahasiaan pin dan sandinya, karena kedua hal ini bisa menjadi awal masalah fraud pada layanan perbankan,” ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement