Kamis 19 Aug 2021 20:36 WIB

Biden: Taliban Harus Berubah Jika Ingin Diakui Internasional

Joe Biden mengatakan dia tak yakin bahwa Taliban telah berubah.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Presiden AS Joe Biden berbicara dari Ruang Timur Gedung Putih di Washington, Rabu, 18 Agustus 2021.
Foto: AP/Susan Walsh
Presiden AS Joe Biden berbicara dari Ruang Timur Gedung Putih di Washington, Rabu, 18 Agustus 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL – Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan dia tak yakin bahwa Taliban telah berubah. Menurutnya, perubahan dibutuhkan jika pemerintahan mereka di Afghanistan ingin diakui masyarakat internasional.

 

Baca Juga

“Saya pikir mereka sedang mengalami semacam krisis eksistensial tentang: Apakah mereka ingin diakui oleh komunitas internasional sebagai pemerintah yang sah? Saya tidak yakin mereka melakukannya,” kata Biden dalam sebuah wawancara dengan ABC yang disiarkan pada Kamis (19/8).

Biden berpendapat, Taliban tampaknya lebih berkomitmen pada keyakinannya. Ia mengatakan, saat ini Taliban juga harus bergulat dengan persoalan tentang apakah mereka dapat memenuhi kebutuhan warga Afghanistan.

“Mereka juga memikirkan apakah mereka memiliki makanan untuk dimakan, apakah mereka memiliki pendapatan yang dapat menjalankan perekonomian, mereka memikirkan apakah mereka dapat menyatukan masyarakat yang sebenarnya mereka katakan sangat mereka pedulikan. Saya tidak mengandalkan semua itu,” kata Biden.

Menurut Biden, saat ini tekanan ekonomi dan diplomatik terhadap Taliban tetap diperlukan. Hal itu guna memastikan mereka menjamin hak-hak kaum perempuan di negara tersebut.

 

Pemimpin senior Taliban, Wahedullah Hashimi, telah mengatakan peran perempuan di Afghanistan, termasuk hak mereka bekerja, memperoleh pendidikan, dan cara berpakaian, akan diputuskan oleh dewan ulama Islam. Hal itu bertentangan dengan janji mereka untuk menjamin hak kaum perempuan sesaat setelah menguasai Afghanistan.

 

“Ulama kami akan memutuskan apakah anak perempuan diizinkan pergi ke sekolah atau tidak. Mereka akan memutuskan apakah mereka harus mengenakan jilbab, burqa, atau hanya kerudung plus abaya atau tidak. Itu terserah mereka,” kata Hashimi, Kamis (19/8).

 

Hashimi menekankan, 99,9 persen penduduk Afghanistan adalah Muslim dan mereka percaya pada Islam. "Ketika Anda percaya pada hukum, pasti Anda harus menerapkan hukum itu. Kami memiliki dewan, dewan ulama yang sangat terkemuka. Mereka akan memutuskan apa yang harus dilakukan,” ujarnya. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement