Kamis 19 Aug 2021 17:25 WIB

Alasan Mencuci Tangan Harus Minimal 20 Detik

Semakin cepat gerakannya, semakin besar kemungkinan virus dan bakteri dihilangkan.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Qommarria Rostanti
Mencuci tangan (ilustrasi)
Foto: topnews.in
Mencuci tangan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejak pandemi Covid-19 dimulai, peringatan yang paling sering diulang adalah mencuci tangan dengan sabun dan air setidaknya 20 detik. Durasi tersebut telah disebut-sebut sebagai satu-satunya cara untuk membersihkan tangan Anda dari bakteri dan virus. 

Namun berapa banyak dari Anda yang benar-benar mengerti mengapa harus 20 detik dan bukan waktu yang lebih singkat?

Dilansir laman Times Now News, Kamis (19/8), sebuah studi oleh ahli matematika terapan, Paul Hammond, dari Cambridgeshire Selatan telah menciptakan model untuk mengeksplorasi bagaimana fisika cuci tangan bekerja. Ini mengungkapkan bahwa efektivitas mencuci tangan terkait dengan seberapa kuat Anda menggosok. Namun, itu juga perlu dilakukan selama minimal 20 detik agar efektif, demikian temuan studi tersebut.

Model dua dimensi dibuat dengan menganalisis permukaan kulit pada skala mikroskopis. Setiap variasi kontur pada permukaan kulit diperlakukan seperti celah dan puncak. Partikel seperti bakteri dan virus akhirnya terperangkap di lembah permukaan ini, terjebak dalam apa yang disebut peneliti sebagai sumur potensial.

Agar partikel seperti bakteri dan virus terlepas dari tangan saat mencuci, kekuatan aliran air harus cukup kuat untuk mengangkatnya dan keluar dari lembah (topografi kulit). Selain itu, menurut modelnya, kekuatan aliran ini tergantung pada kecepatan Anda menggosok tangan. Semakin giat Anda menggerakkan (menggosok) tangan, semakin mudah untuk menghilangkan partikel virus dan bakteri. 

Semakin cepat gerakannya, semakin besar kemungkinan virus dan bakteri berhasil dihilangkan. "Jika Anda menggerakkan tangan Anda terlalu lembut, terlalu lambat, relatif terhadap satu sama lain, gaya yang diciptakan oleh aliran fluida tidak cukup besar untuk mengatasi gaya yang menahan partikel," ujar dr Hammond. 

Pada abad ke-19, dokter Hungaria Ignaz Semmelweis menemukan bahwa mencuci tangan secara teratur dapat mencegah penyebaran infeksi. Melihat banyak infeksi dan kematian pada wanita hamil di salah satu bangsal rumah sakit, dia mengira para dokter tanpa sadar membawa 'partikel mayat' dari ruang otopsi ke bangsal bersalin di sebelahnya. 

Setelah dia membuat dokter rutin mencuci tangan dengan klorin, angka kematian mulai turun secara signifikan. Saat ini, mencuci tangan secara teratur adalah pertahanan utama terhadap penularan dan infeksi SARS-CoV-2, virus yang bertanggung jawab atas Covid-19.

Mana yang lebih baik pembersih tangan atau sabun dan air? Meskipun pembersih tangan serta sabun dan air secara efektif menetralisasi SARS-CoV-2, keunggulan sabun yang paling penting dibandingkankan pembersih tangan adalah dapat mengganggu ikatan lengket antara virus dan kulit Anda, sehingga memungkinkan virus meluncur dan hanyut. Selain itu, juga menghilangkan kotoran dan lemak yang mungkin ada di tangan Anda.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement