Kamis 19 Aug 2021 17:27 WIB

Jadi Pesohor, Osaka Merasa Tidak Bersyukur?

Osaka meneteskan air mata dan sempat meninggalkan konferensi pers di Cincinnati

 Petenis Jepang Naomi Osaka bersiap untuk melayani pemain Amerika Serikat Jennifer Brady pada final tunggal putri kejuaraan tenis Australia Terbuka di Melbourne, Australia, Sabtu, 20 Februari 2021.
Foto: AP / Andy Brownbill
Petenis Jepang Naomi Osaka bersiap untuk melayani pemain Amerika Serikat Jennifer Brady pada final tunggal putri kejuaraan tenis Australia Terbuka di Melbourne, Australia, Sabtu, 20 Februari 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, OHIO — Naomi Osaka mengaku "tidak bersyukur" selama setahun terakhir karena tidak sepenuhnya menghargai hidupnya sebagai salah satu pemain tenis top dunia.

Petenis nomor dua dunia itu memastikan kemenangan comeback atas Coco Gauff di Western & Southern Open di Cincinnati, Rabu waktu AS atau Kamis WIB, turnamen pertamanya di luar Olimpiade sejak mundur dari French Open pada Mei.

Dia menarik diri dari Roland Garros setelah dikenai denda karena menolak melakukan konferensi pers. Dia mengatakan bahwa pertanyaan-pertanyaan tertentu dapat memengaruhi kesehatan mentalnya.

Osaka meneteskan air mata dan sempat meninggalkan konferensi pers di Cincinnati, Senin, ketika ditanya tentang hubungannya dengan media, namun ia kembali berhadapan dengan media usai pertandingan.

"Saya bertanya-tanya mengapa saya begitu terpengaruh, saya kira, yang membuat saya tidak ingin melakukan konferensi pers," kata petenis berusia 23 tahun itu dalam konferensi pers, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (19/8).

"Saya bertanya-tanya apakah saya takut, karena kadang-kadang saya melihat berita soal pemain kalah dan kemudian berita keesokan harinya seperti kolaps atau mereka tidak lagi hebat.

"Jadi saya berpikir, saya bangun setiap hari, bagi saya, saya harus merasa seperti saya menang. Seperti, pilihan untuk pergi dan bermain, untuk pergi melihat penggemar, orang-orang keluar dan menonton saya bermain, itu sendiri adalah sebuah prestasi.

"Saya tidak yakin kapan saya mulai mengurangi kepekaan itu. Sepertinya itu mulai tidak seperti pencapaian bagi saya. Jadi, saya merasa saya sangat tidak berterima kasih atas fakta itu," pungkas Osaka.

Juara Grand Slam empat kali itu mengatakan pembatasan yang diberlakukan karena pandemi COVID-19 membuatnya "sangat stres," tetapi peristiwa baru-baru ini di Haiti dan Afghanistan telah mengubah pandangannya.

Seperti diketahui, gempa berkekuatan 7,2 menewaskan lebih dari 2.000 orang di Haiti, negara tempat ayahnya dilahirkan, dan pada saat bersamaan Afghanistan dilanda kekacauan.

"Melihat keadaan dunia, seperti apa yang terjadi di Haiti, Afghanistan saat ini, benar-benar gila," ungkap Osaka.

"Dan bagi saya, dapat memukul bola tenis di Amerika Serikat saat ini dan orang-orang datang dan menonton saya bermain... saya ingin menjadi diri saya sendiri dalam situasi ini daripada menjadi orang lain di dunia ini," tambahnya.

sumber : antara/reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement