Kamis 19 Aug 2021 14:39 WIB

Italia Dorong KTT Luar Biasa G20 Bahas Afghanistan

Italia sedang berupaya adakan KTT G20 untuk membahas Afghanistan pada akhir pekan

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Pejuang Taliban berpose untuk foto di Wazir Akbar Khan di kota Kabul, Afghanistan, Rabu, 18 Agustus 2021.
Foto: AP/Rahmat Gul
Pejuang Taliban berpose untuk foto di Wazir Akbar Khan di kota Kabul, Afghanistan, Rabu, 18 Agustus 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, ROMA - Perdana Menteri Italia Mario Draghi sedang berupaya untuk menyelenggarakan konferensi tingkat tinggi (KTT) luar biasa Kelompok 20 negara ekonomi utama (G20) pada akhir pekan. KTT itu diupayakan digelar untuk membahas situasi di Afghanistan.

KTT luar biasa itu akan membahas kondisi Afghanistan setelah pengambilalihan kekuasaan oleh kelompok Taliban, menurut berita surat kabar La Repubblica dan Il Messaggero pada Kamis (18/8). Italia memegang kepemimpinan bergilir G20 untuk tahun 2021. Italia kemungkinan akan mengadakan pertemuan luar biasa yang diharapkan dilaksanakan sebelum pertemuan tingkat tinggi yang dijadwalkan pada Oktober di Roma, kata surat kabar La Repubblica.

Baca Juga

Draghi diperkirakan akan membahas masalah penyelenggaraan KTT itu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada Kamis, menurut kedua surat kabar Italia itu. Juru bicara kantor perdana menteri Italia belum dapat dihubungi untuk dimintai komentar.

Pertemuan daring para pemimpin kelompok negara G7 telah dijadwalkan pekan depan untuk membahas strategi dan pendekatan bersama mengenai situasi di Afghanistan. Sebelumnya dikabarkan sedikitnya tiga orang tewas dalam aksi protes anti Taliban di Kota Jalalabad, Afghanistan pada Rabu (18/8).

Dua saksi dan seorang mantan polisi mengatakan para anggota Taliban mengeluarkan tembakan ketika warga berusaha memasang bendera Afghanistan di sebuah lapangan. Akibatnya, tiga orang tewas dan belasan orang terluka.

Baca juga : Angka Covid-19 di ASEAN Hampir Sentuh 9 Juta Kasus

Peristiwa itu terjadi setelah Taliban mengambil alih kekuasaan dan negara-negara Barat bergegas mengevakuasi warga mereka dari bandara Kabul yang kacau. Ribuan orang berusaha meninggalkan Afghanistan karena takut dengan kembalinya hukum dan aturan keras seperti yang pernah diberlakukan Taliban saat kelompok itu dulu berkuasa.

Pemerintah baru yang akan menggantikan pemerintahan Presiden Ashraf Ghani, yang mengasingkan diri ke Uni Emirat Arab, kemungkinan akan berbentuk dewan penguasa yang diketuai pemimpin tertinggi Taliban Haibatullah Akhundzada, kata anggota senior kelompok itu.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement