Kamis 19 Aug 2021 12:34 WIB

CIA Sudah Prediksi Kemenangan Taliban

Biden diarahkan untuk percaya bahwa pemerintah Afghanistan akan jatuh dalam bulanan.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Teguh Firmansyah
Milisi Taliban berpatroli di lingkungan Wazir Akbar Khan di kota Kabul, Afghanistan, Rabu, 18 Agustus 2021.
Foto: AP/Rahmat Gul
Milisi Taliban berpatroli di lingkungan Wazir Akbar Khan di kota Kabul, Afghanistan, Rabu, 18 Agustus 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINTON -- Pemerintahan Donald Trump dan Joe Biden telah diperingatkan oleh intelijen Amerika Serikat (AS). Laporan itu menyatakan perlawanan tentara Afghanistan terhadap Taliban dapat runtuh dalam beberapa hari.

Mantan kepala kontra-terorisme CIA untuk Asia Selatan dan Barat Daya, Douglas London, mengatakan bahwa presiden 'tersesatkan'. "CIA mengantisipasinya sebagai skenario yang mungkin," katanya dikutip dari TheGuardian, Rabu (19/8).

Baca Juga

Laporan tentang pengambilan keputusan Gedung Putih dalam beberapa hari terakhir telah menunjukkan bahwa Biden dituntun untuk percaya bahwa mungkin perlu 18 bulan bagi pemerintah Kabul dan Ashraf Ghani untuk jatuh. Pekan lalu, pejabat yang tidak disebutkan namanya secara luas dikutip mengatakan itu bisa menjadi 30 hingga 90 hari.

Biden pun mengaku jika peristiwa itu terjadi lebih cepat dari yang diperkirakan. Kepala staf gabungan, Jenderal Mark Milley, pun tidak menduga kalau keruntuhan tentara atau pemerintah Afghnaistan terjadi dalam 11 hari."

Dalam akun situs web Just Security, London menggambarkan pengarahan intelijen kepada tim Trump dan Biden yang memberikan perkiraan berbeda tentang berapa lama pasukan Ghani dan Afghanistan dapat bertahan dari serangan Taliban. Kondisi ini tergantung pada kecepatan dan kedalaman mundurnya AS.

Baca juga : Kelompok Aliansi Utara Siap Melawan Taliban

"Jadi, apakah itu 30 hari dari penarikan hingga runtuh? 60? 18 bulan? Sebenarnya, itu semua di atas, proyeksi yang selaras dengan berbagai 'bagaimana jika'. Pada akhirnya, dinilai, pasukan Afghanistan mungkin menyerah dalam beberapa hari dalam keadaan yang kita saksikan, dalam proyeksi yang disoroti oleh pejabat Trump dan pejabat Biden di masa depan," kata penasihat sukarela Biden ketika masa kampanye.

Mantan kepala kontra-terorisme ini mengatakan bahwa baik Trump dan Biden telah membuat keputusan untuk pergi karena alasan politik dan ideologis. Kondisi ini pada akhirnya membuat mereka 'kebal' terhadap pengarahan intelijen tentang kemungkinan hasil yang akan terjadi.

"Keputusan yang dibuat Trump, dan diratifikasi Biden, untuk menarik pasukan AS dengan cepat datang meskipun ada peringatan yang memproyeksikan hasil yang sekarang kita saksikan. Dan itu adalah jalan di mana Trump dan Biden membiarkan diri mereka ditawan karena slogan 'mengakhiri Perang Selamanya' yang mereka berdua anut," ujar London.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement