Kamis 19 Aug 2021 12:23 WIB

Tipuan Iblis Terhadap Orang yang Ingkari Keberadaan Tuhan   

Iblis melakukan tipu daya terhadap orang yang tidak percaya Sang Pencipta

Rep: Rossi Handayani/ Red: Nashih Nashrullah
Iblis melakukan tipu daya terhadap orang yang tidak percaya Sang Pencipta. Ilustrasi Allah SWT Sang Pencipta
Foto: ANTARA
Iblis melakukan tipu daya terhadap orang yang tidak percaya Sang Pencipta. Ilustrasi Allah SWT Sang Pencipta

REPUBLIKA.CO.ID, – Iblis telah mendedikasikan umur dan seluruh hidupnya untuk menghancurkan anak keturunan adam. Termasuk membuat segala tipu daya hingga menjadikan mayoritas manusia beranggapan tidak percaya Pencipta. 

Dikutip dari buku Talbis Iblis karya Ibn Al Jauzi dengan pentahqiq Syekh Ali Hasan Al Halabi, Imam Ibn Al Jauzi berkata: 

Baca Juga

"Iblis telah menjadikan mayoritas manusia beranggapan bahwasanya tidak ada Tuhan serta tidak ada Pencipta, dan bahwasanya segala sesuatu itu terjadi dengan sendirinya, tanpa ada yang mengadakannya. 

Hal itu terjadi karena ketika mereka tidak bisa mengetahui adanya Sang Pencipta dengan indranya, tidak perlu akal untuk mengetahui-Nya, maka mereka pun mengingkari-Nya.  

Mungkinkah seseorang yang berakal sehat meragukan keberadaan Sang Pencipta? Seorang yang melewati sebuah lembah yang tanpa bangunan, kemudian saat dia kembali melewati lembah itu didapatinya ada tembok yang terbangun, maka dia pun akan meyakini bahwa ada orang yang membangun tembok tersebut.  

Lalu bagaimana pula dengan bumi yang terhampar luas, langit yang terjunjung tinggi, bangunan-bangunan yang berdiri megah dan amat menakjubkan ini, serta tatanan alam yang berjalan penuh dengan hikmah ini, bukankah semua itu menunjukkan atas adanya Tuhan, Sang Pencipta?  

Alangkah bagusnya apa yang dikatakan seorang Arab Badui, "Kotoran unta menunjukkan adanya unta." Lantas, bagaimana pula dengan alam atas yang dipenuhi dengan keindahan dan alam bawah yang dipenuhi dengan mahakarya luar biasa ini? Apa keduanya tak menunjukkan adanya Tuhan Yang Mahalembut dan Mahamengetahui?" 

Sekiranya manusia memperhatikan dirinya maka semua yang ada pada dirinya telah cukup membuktikan keberadaan Sang Pencipta, dan semua itu pastilah bisa menyembuhkan akalnya yang 'sakit' karena mengingkari ada-Nya. Pasalnya, di dalam tubuh terdapat berbagai macam hikmah yang takkan habis bila dijabarkan dalam satu kitab.  

Sesiapa yang memperhatikan tajamnya gigi seri untuk mengiris, kokohnya gigitan geraham untuk meremukkan, elastisnya lidah untuk membolak-balikkan makanan yang dikunyah, hebatnya limpa dalam melembutkan makanan dan mendistribusikan energinya ke sekujur tubuh sesuai dengan kadar gizi yang dibutuhkan, dan demikian juga dengan jemari yang diciptakan beruas-ruas sehingga dapat ditutup dan dibuka serta bisa digunakan untuk melakukan banyak hal.

Dan ia tidak berongga mengingat fungsinya yang amat banyak, karena seandainya ia berongga lalu berbenturan dengan benda keras maka dia mudah patah, bahkan sebagian jari dijadikan lebih panjang daripada sebagian yang lainnya, agar ukurannya bisa sama rata tatkala digenggamkan.  

Juga memperhatikan sesuatu yang tersembunyi di dalam tubuh dan menjadi penopang tubuh manusia, yaitu nyawa, yang jika nyawa ini hilang maka akal yang bertugas membimbing ke arah maslahat pun akan turut rusak, serta memperhatikan berbagai hal lainnya, maka tentu dia, dengan akal sehat akan mengatakan:  

أَفِي اللَّهِ شَكٌّ "...Apakah ada keraguan terhadap Allah?..." (QS Ibrahim 10) 

Siapa saja yang mengingkari eksistensi Sang Pencipta tidak akan dapat menemukan-Nya, disebabkan ia mencari-Nya berdasarkan atas bukti indrawi saja. Di antara manusia ada juga yang mengingkari Sang Pencipta secara totalitas. Karena pada waktu tidak dapat menetapkan ekistensi-Nya secara global, dia tak dapat mengetahui eksistensi-Nya secara terperinci, akhirnya dia mengingkari eksistensinya-Nya secara keseluruhan.  

Seandainya dia mau berpikir, tentu dia akan menyadari bahwa di dunia ini banyak sekali perkara yang diketahui hanya secara global, seperti jiwa dan akal, sungguh tidak ada seorang pun yang mengingkari eksistensi keduanya.    

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement