Kamis 19 Aug 2021 11:45 WIB

Holding Pariwisata akan Melalui Sejumlah Tahapan

Garuda akan masuk holding pariwisata setelah proses restrukturisasi selesai.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Fuji Pratiwi
Logo PT Angkasa Pura II. Pembentukan holding BUMN aviasi dan pariwisata akan melewati sejumlah tahapan.
Foto: facebook.com/airport138
Logo PT Angkasa Pura II. Pembentukan holding BUMN aviasi dan pariwisata akan melewati sejumlah tahapan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Direktur Utama PT Angkasa Pura (AP) II (Persero) sekaligus menjadi Direktur Project Management Office (PMO) Holding BUMN Aviasi dan Pariwisata, Edwin Hidayat Abdullah mengungkapkan, pembentukan holding aviasi dan pariwisata akan melewati sejumlah tahapan.

Dia menuturkan, tahapan pertama mulai dilakukan pada kuartal ketiga 2021 dengan membentuk lima anggota holding di bawah PT Survei Udara Penas (Persero) yang saat ini berubah namanya menjadi PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau Aviata. "Tahapan pertama baru ada lima saja anggota holding yaitu AP I, AP II, Inna, TWC Borobudur, dan Sarinah," kata Edwin dalam Webinar Indonesia Smart Airport Forum (SAF) 2021, Rabu (18/8).

Baca Juga

Selanjutnya, Edwin mengatakan, tahap kedua ditargetkan akan dilakukan pada kuartal keempat atau akhir 2021. Edwin menjelaskan, pada tahapan kedua tersebut ITDC akan melakukan proses inbreng setelah proses PMN 2021 diselesaikan.

"ITDC akan masuk akhir tahun ini," ungkap Edwin.

Lalu tahapan terakhir yaitu ketiga dengan bergabungnya PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Edwin menuturkan, Garuda Indonesia baru akan masuk holding setelah proses restrukturisasi selesai.

Meskipun begitu, Edwin memastikan holding aviasi dan pariwisata tidak akan menutup diri dengan Garuda Indonesia. "Ini bukan berarti tidak berkolaborasi dengan Garuda," ujar Edwin.

Dia menambahkan, ditunjuknya Survei Udara Penas menjadi induk holding karena bisnisnya sudah tergerus zaman. Hal tersebut terjadi karena saat ini teknologi drone mulai berkembang.

"Biasanya pakai pesawat survei udara, namun dengan adanya drone dan satelit, bisnisnya mulai menghilang. Jadi, Penas diaktifkan sebagai induk holding-nya," kata Edwin.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement