Rabu 18 Aug 2021 20:35 WIB

Enam Faktor Pendukung Taliban Bisa Ambil Alih Afghanistan

Taliban dengan cepat menguasai Afghanistan usai pasukan AS ditarik

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nur Aini
Milisi Taliban berpatroli di Kandahar, Afghanistan, 17 Agustus 2021. Salah satu pendiri Taliban Abdul Ghani Baradar, pada 16 Agustus, menyatakan kemenangan dan mengakhiri perang selama puluhan tahun di Afghanistan, sehari setelah pemberontak memasuki Kabul untuk menguasai negara.
Foto: EPA-EFE/STRINGER
Milisi Taliban berpatroli di Kandahar, Afghanistan, 17 Agustus 2021. Salah satu pendiri Taliban Abdul Ghani Baradar, pada 16 Agustus, menyatakan kemenangan dan mengakhiri perang selama puluhan tahun di Afghanistan, sehari setelah pemberontak memasuki Kabul untuk menguasai negara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik internasional Arya Sandhiyudha, mengungkapkan terdapat sejumlah faktor utama Taliban bisa mengambil alih Afghanistan. Pertama adalah kondisi dalam negeri Afghanistan, yakni ketiadaan persatuan akibat kepemimpinan yang tidak efektif serta krisis kepercayaan karena koruptif.

Presiden Afghanistan Ashraf Ghani kabur meninggalkan negaranya setelah beberapa jam Taliban memasuki Kabul, ibu kotanya Ahad lalu. Taliban secara lekas menguasai Afghanistan dalam serangkaian pergerakan sejak 1 Mei 2021. Tanggal itu merupakan tenggat penarikan pasukan Amerika Serikat dari seluruh Afghanistan.

Baca Juga

"Faktor kedua, adalah ketergantungan negara tersebut pada angkatan udara Amerika Serikat (AS), sehingga setelah kebijakan tarik mundur pasukan, maka pemerintah langsung keropos," ujar Arya kepada Republika.co.id, Rabu (18/8).

Faktor ketiga menurut Arya, yakni Taliban yang menerapkan perjanjian amnesti kepada tentara ketika proses penaklukan beberapa kota. Selain itu, faktor berikutnya adalah penguatan angkatan bersenjata Taliban sendiri yang menambah daya tawar negosiasi.

"Faktor kelima, yakni banyak tentara Afghanistan disersi dan menyerah," ujarnya.

Faktor terakhir, tutur Arya, yakni sebagian pejabat pemerintah menyetujui transisi kekuasaan demi menghindari pertumpahan darah dan dampak yang lebih destruktif. Pihak Taliban berjanji tidak ada pertumpahan darah dalam merebut kekuasaan. Dalam sebuah pernyataan lebih lanjut Taliban menjanjikan akan menghormati hak-hak perempuan Afghanistan, melindungi warga asing, dan seluruh masyarakat negara itu.

Baca juga : Panglima Militer Inggris: Taliban Mungkin Berbeda Sekarang

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement