Rabu 18 Aug 2021 19:14 WIB

UNICEF Optimis dengan Janji Taliban Soal Sekolah Perempuan

Taliban mengklaim akan mendukung pendidikan bagi anak perempuan Afghanistan

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Murid perempuan di Afghanistan.
Foto: AP
Murid perempuan di Afghanistan.

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Kepala operasi lapangan Dana Anak-Anak PBB (UNICEF) mengungkapkan optimismenya untuk bekerja dengan Taliban setelah kelompok milisi bersenjata itu merebut Afghanistan dari pemerintahan yang sah.

Sebelumnya, Taliban mengklaim akan mendukung pendidikan bagi anak perempuan. UNICEF masih mengirimkan bantuan ke sebagian besar wilayah di Afghanistan. Mereka dijadwalkan akan bertemu dengan perwakilan Taliban yang baru di kota-kota yang baru ini direbut kelompok tersebut seperti Kandahar, Herat dan Jalalabad.

Baca Juga

"Kami sedang menggelar diskusi, berdasarkan diskusi yang sedang berlangsung kami cukup optimistis," kata kepala operasi lapangan UNICEF Mustapha Ben Messaoud, Rabu (18/8).

Ia menambahkan saat ini 11 dari 13 kantor lapangan UNICEF masih beroperasi. "Kami sama sekali tidak memiliki masalah dengan Taliban di kantor-kantor lapangan tersebut.

Taliban berkuasa di Afghanistan dari tahun 1996 hingga digulingkan pasukan Amerika Serikat (AS) tahun 2001. Selama itu mereka menerapkan hukum Islam yang kaku yang melarang perempuan bekerja. Anak perempuan dilarang pergi ke sekolah dan perempuan wajib menutup wajah mereka dan ditemani muhrimnya saat berpergian.

Pada Senin (16/8) lalu, Sekretaris Jenderal Antonio Guterres memperingatkan pembatasan hak-hak asasi manusia yang 'mengerikan' di bawah pemerintahan Taliban serta pelanggaran hak asasi perempuan muda dan dewasa.

Baca juga : Mengapa Taliban Wajibkan Pelihara Jenggot dan Pukul Wanita?

Pada Selasa (17/8) kemarin, PBB memperingatkan ada ribuan pekerja hak asasi yang terancam bahaya. UNICEF mengutip sejumlah perwakilan Taliban yang mengatakan sedang menunggu arahan dari pemimpin mereka mengenai pendidikan anak perempuan.

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement