Rabu 18 Aug 2021 15:44 WIB

Kejar 100 Juta Dosis, Bio Farma Optimalkan Produksi

Total vaksin yang sudah terdistribusi hingga 16 Agustus sebanyak 111,2 juta dosis.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Fuji Pratiwi
Kontainer yang membawa vaksin Moderna tiba di Bio Farma, Bandung, Jawa Barat, awal Agustus lalu. Bio Farma mengoptimalkan kapasitas produksi guna mencapai target 100 juta dosis vaksin.
Foto: Antara/Raisan Al Farisi
Kontainer yang membawa vaksin Moderna tiba di Bio Farma, Bandung, Jawa Barat, awal Agustus lalu. Bio Farma mengoptimalkan kapasitas produksi guna mencapai target 100 juta dosis vaksin.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bio Farma (Persero) memaksimalkan kapasitas produksi vaksinnya untuk mendukung rencana pemerintah mengejar suntikan 100 juta dosis vaksin kepada masyarakat.

Sekretaris Perusahaan sekaligus Juru Bicara Bio Farma Bambang Heriyanto menjelaskan, hingga 16 Agustus, Bio Farma sudah memproduksi vaksin dari bulk Sinovac sebanyak 85,9 juta dosis. Sedangkan total vaksin yang sudah terdistribusi hingga 16 Agustus kemarin dari berbagai jenis ada 111,2 juta dosis vaksin.

Baca Juga

"Untuk mengejar target suntikan vaksin, kami mengoptimalkan kapasitas produksi yang saat ini sudah ada. Kami memaksimalkan proses dari bulk Sinovac," ujar Bambang kepada Republika, Rabu (18/8).

Bambang juga merinci dari 111,2 juta dosis vaksin tersebut terdiri dari jenis Coronavac (Sinovac) sebesar 3 juta dosis, Astrazeneca sebesar 14,8 juta dosis dan Moderna sebesar 7,4 juta dosis. Untuk Agustus ini saja total distribusi vaksin sudah mencapai 24,5 juta dosis vaksin.

Bambang menjelaskan, Bio Farma tidak sendiri dalam hal ini. Pemerintah di satu sisi sudah menyediakan pasokan vaksin baik secara bilateral maupun multilateral. Bahkan, kata Bambang, dalam waktu dekat, pemerintah akan segera mendatangkan vaksin jenis Pfizer.

"Vaksin yang akan datang melalui berbagai skema seperti hibah bilateral, donasi melalui Covax Facility maupun pembelian mandiri dari pemerintah," ujar Bambang.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menjelaskan, realisasi vaksinasi yang dilakukan sejak Januari hingga 16 Agustus sudah 83 juta dosis. Hingga tujuh pekan ke depan Budi mentargetkan penambahan dosis vaksin mencapai 50 juta suntikan lagi.

"Kami berusaha agar paling tidak hingga akhir bulan nanti sudah ada 100 juta dosis yang disuntikan ke masyarakat," ujar Budi, awal pekan ini.

Dengan realisasi vaksinasi tersebut, kata Budi, saat ini Indonesia menduduki posisi ke delapan dari seluruh dunia soal kecepatan vaksinasi. Kata Budi, dengan target dosis vaksinasi yang dipasang Presiden maka Indonesia bisa lebih tinggi lagi peringkatnya.

"Ini untuk menjawab kerugian dengan laju vaksin tinggi, maka Indonesia bisa selesai 10 tahun. Kita enggak akan selama itu kok. Kita bisa selesaikan itu lebih cepat," ujar Budi.

Budi mengaku ini bukan hal yang mudah. Namun, ia bersama seluruh tenaga kesehatan dan para pemangku kepentingan di Kementerian Kesehatan berupaya untuk mengejar target dosis vaksin. Saat ini per hari Indonesia mampu mensuntikan 1,6 juta dosis vaksin.

Apalagi sejak Januari sampai Juli saja jumlah vaksin yang datang ke Indonesia ada 90 juta dosis. Untuk Agustus ini saja akan ada 70 juta dosis yang datang. Jika semula selama tujuh bulan negara menyuntikan 90 juta dosis, target yang dipasang Presiden 70 juta dosis harus selesai dalam satu bulan.

"Kita harus nyuntik yang tadinya tujuh bulan, sekarang sebulan. Bangsa kita ini paling maju loh vaksinasi," ujar Budi.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement