Rabu 18 Aug 2021 15:13 WIB

Hancurnya Mimpi Atlet Paralimpiade Afganistan

Atlet Afghanistan tidak dapat menghadiri Paralimpiade

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Esthi Maharani
 Pejuang Taliban berpatroli di Kandahar, Afghanistan, 17 Agustus 2021. Salah satu pendiri Taliban Abdul Ghani Baradar, pada 16 Agustus, menyatakan kemenangan dan mengakhiri perang selama puluhan tahun di Afghanistan, sehari setelah pemberontak memasuki Kabul untuk menguasai negara.
Foto: EPA-EFE/STRINGER
Pejuang Taliban berpatroli di Kandahar, Afghanistan, 17 Agustus 2021. Salah satu pendiri Taliban Abdul Ghani Baradar, pada 16 Agustus, menyatakan kemenangan dan mengakhiri perang selama puluhan tahun di Afghanistan, sehari setelah pemberontak memasuki Kabul untuk menguasai negara.

IHRAM.CO.ID, KABUL – Presiden Komite Paralimpiade Internasional (IPC), Andrew Parsons, mengatakan pada Rabu menjadi hari yang sangat menyedihkan bagi atlet Afghanistan. Mereka terjebak di Kabul dan tidak dapat bersaing di Paralimpiade. Sangat memilukan baginya saat menonton video atlet wanita Afghanistan meminta bantuan untuk mencapai Tokyo, Jepang.

“Tidak ada penerbangan komersial. Kita semua telah mendapat kabar dari bandara di Kabul. Sangat jelas bagi kami sejak awal bahwa tidak ada cara aman untuk mencoba membawa para atlet ke Tokyo,” kata Presiden IPC, Andrew Parsons, dilansir Al Arabiya, Rabu (18/8).

Di tengah kekacauan yang sedang berlangsung, Komite Paralimpiade Afghanistan mengatakan pada Senin dua atlet Afghanistan tidak dapat menghadiri Paralimpiade yang dimulai pada 24 Agustus. Atlet Taekwondo Zakia Khudadadi dan Atlet Lari Hossain Rasouli dijadwalkan tiba di Tokyo pada 17 Agustus.

Dalam sebuah pesan video, Khudadadi meminta bantuan pada Selasa ketika dia berusaha melarikan diri dari Kabul dan menghidupkan kembali mimpinya yang hancur untuk menjadi berkompetisi di Paralympic Games.

“Saya melihat pesan videonya. Dengan melihat apa yang terjadi di Afghanistan dan ini menghancurkan impian salah satu atlet kami, ini sangat menyedihkan dan sangat menghancurkan hati saya,” ujar dia.

Parsons menambahkan komite akan bekerja sama dengan tim Afghanistan untuk mendukungnya mengejar mimpinya lagi, termasuk kemungkinan berkompetisi di pertandingan di Paris pada 2024 nanti.

“Ini adalah sesuatu yang berjalan jauh lebih besar daripada olahraga. Kami prihatin atas apa yang terjadi di Afghanistan, terutama perempuan dan anak-anak. Saya pikir pertama, bangsa perlu menentukan nasibnya sendiri,” tambahnya.

Seperti Olimpiade yang berakhir awal bulan ini, Paralimpiade Tokyo akan berlangsung secara umum tanpa penonton. Saat ini Jepang telah memperpanjang tindakan darurat Covid-19 di ibu kota dan wilayah lain yang akan menjalankan Olimpiade. Pemerintah Tokyo mengumumkan 4.377 kasus virus korona baru pada Selasa, setelah mencatat rekor 5.773 kasus pada hari Jumat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement