Rabu 18 Aug 2021 09:33 WIB

Google dan Facebook Umumkan Rencana Kabel Internet Laut Baru

Kabel bawah laut ini memberi keandalan internet di Asia Pasifik.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Fuji Pratiwi
Dua orang membuka laman Google dan aplikasi Facebook melalui gawainya (ilustrasi). Google dan Facebook mengumumkan rencana kabel internet bawah laut baru.
Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Dua orang membuka laman Google dan aplikasi Facebook melalui gawainya (ilustrasi). Google dan Facebook mengumumkan rencana kabel internet bawah laut baru.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Google dan Facebook mengumumkan rencana kabel internet bawah laut baru yang menghubungkan Singapura, Jepang, Guam, Filipina, Taiwan dan Indonesia. Rencana ini diumumkan pada Senin (16/8).

Dalam pernyataan terpisah, perusahaan mengatakan proyek kabel yang dijuluki Apricot akan memiliki panjang sekitar 12.000 kilometer (hampir 7.500 mil) dan beroperasi pada 2024 dengan tunduk pada persetujuan peraturan.

Baca Juga

"Proyek yang diumumkan oleh perusahaan-perusahaan Amerika Serikat (AS) dan mitra regional dan global akan memberikan kapasitas, redudansi dan keandalan internet yang sangat dibutuhkan untuk memperluas koneksi di kawasan Asia Pasifik," kata Manajer Teknik Facebook Nico Roehrich, dilansir dari Japan Today, Rabu (18/8).

Roenrich menambahkan, kabel Aprikot adalah bagian dari upaya berkelanjutan Facebook untuk memperluas infrastruktur jaringan global dan melayani lebih dari 3,5 miliar orang di seluruh dunia yang menggunakan layanan Facebook setiap bulan.

Awal tahun ini Google mengumumkan proyek kabel lain yang dijuluki Echo yang menghubungkan AS, Singapura, Guam dan Indonesia. Wakil Presiden Google Cloud Bikash Koley mengungkapkan kabel Echo dan Apricot adalah sistem bawah laut pelengkap yang akan menawarkan manfaat dengan banyak jalur masuk dan keluar Asia. Termasuk rute unik melalui Asia Selatan, memastikan tingkat ketahanan yang jauh lebih tinggi untuk Google Cloud dan layanan digital.

"Bersama-sama kedua jaringan kabel itu akan memberikan bisnis dan startup di Asia dengan latensi yang lebih rendah, lebih banyak bandwidth dan peningkatan ketahanan dalam konektivitas mereka antara Asia Tenggara, Asia Utara dan Amerika Serikat," ujar Koley.

Google dan Facebook tahun ini menghentikan upaya pada kabel bawah laut yang direncanakan yang diusulkan oleh Google dan Facebook melewati Hong Kong.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement