Senin 16 Aug 2021 17:55 WIB

Pertamina Turunkan Emisi Karbon 3 Ribu Ton per Tahun

Penurunan emisi karbon ini merupakan salah satu komitmen Pertamina pada ESG

 PT Pertamina (Persero) melalui anak usaha Pertamina NRE (PNRE), PT Badak LNG, telah berhasil menurunkan emisi karbon kurang lebih sebesar 3 ribu ton per tahun.
Foto: Pertamina
PT Pertamina (Persero) melalui anak usaha Pertamina NRE (PNRE), PT Badak LNG, telah berhasil menurunkan emisi karbon kurang lebih sebesar 3 ribu ton per tahun.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) melalui anak usaha Pertamina NRE (PNRE), PT Badak LNG, berhasil menurunkan emisi karbon kurang lebih sebesar 3 ribu ton per tahun. PLTS Badak LNG dipasang oleh PNRE sejak tahun 2019. Penurunan emisi karbon ini merupakan salah satu komitmen Pertamina pada ESG khususnya terkait dengan Enviroment (lingkungan) pada aspek penanganan perubahan iklim (climate change).

PLTS Badak LNG merupakan PLTS ground mounted berkapasitas total empat MW yang dibangun di atas lahan seluas sekitar empat hektar di area operasi PT Badak NGL. PLTS tersebut terintegrasi dengan kilang LNG Badak dan memproduksi listrik untuk kebutuhan kilang, perkantoran dan perumahan. Pada tahun 2020 PLTS tersebut memproduksi listrik sebesar hampir lima GWh dan hingga Juli tahun ini telah memproduksi 2,5 GWh.  

Baca Juga

PLTS Badak LNG merupakan bagian dari transisi energi di lingkungan internal Pertamina, di mana target jangka panjang pemasangan PLTS di internal Pertamina mencapai 500 MW, yang akan dilaksanakan secara bertahap. Pemasangan PLTS meliputi fasilitas proses inti seperti aset hulu, kilang, dan terminal BBM, serta fasilitas perkantoran dan pendukung lainnya. Pada fasilitas proses inti, PNRE akan melakukan pemasangan PLTS bekerja sama dengan mitra strategis.

“PNRE akan terus menggenjot upaya transisi energi. Upaya ini sejalan dengan Grand Strategi Energi Nasional. Area operasi Pertamina merupakan sasaran utama kami saat ini karena kebutuhan listrik di area Pertamina sendiri mencapai sekitar 1,5 GW yang mana sebagian besar masih berbasis bahan bakar fosil. Sedangkan potensi yang kami proyeksikan saat ini untuk dapat dikonversi ke PLTS sebesar 500 MW,” ujar Chief Executive Officer PNRE, Dannif Danusaputro, dalam siaran persnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement