Senin 16 Aug 2021 17:28 WIB

10 Kendala Utama Bagi 'New Comers' Entrepreneur

Banyak alumni universitas BSI yang sukses maupun yang gagal dalam membangun usaha.

Mencetak calon wirausaha muda yang peduli, kreatif dan mandiri menjadi salah satu visi dari BSI Entrepreneur Center (BEC). Banyak alumni Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) yang telah sukses menjadi seorang entrepreneur sejak kuliah, dan tidak bisa dipungkiri bahwa ada juga mahasiswa yang mengalami kegagalan dalam membangun usahanya.
Foto: istimewa
Mencetak calon wirausaha muda yang peduli, kreatif dan mandiri menjadi salah satu visi dari BSI Entrepreneur Center (BEC). Banyak alumni Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) yang telah sukses menjadi seorang entrepreneur sejak kuliah, dan tidak bisa dipungkiri bahwa ada juga mahasiswa yang mengalami kegagalan dalam membangun usahanya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Mencetak calon wirausaha muda yang peduli, kreatif dan mandiri menjadi salah satu visi dari BSI Entrepreneur Center (BEC). Banyak alumni Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) yang telah sukses menjadi seorang entrepreneur sejak kuliah, dan tidak bisa dipungkiri bahwa ada juga mahasiswa yang mengalami kegagalan dalam membangun usahanya. Mencegah adanya kegagalan-kegagalan lain, BEC akan membeberkan 10 hal yang menjadi kendala bagi wirausahawan baru yang perlu diwaspadai.

Berikut kendala utama yang perlu diwaspadai bagi wirausahawan baru (New Comers) agar bisnisnya tidak mudah goyah:

1. Ide monoton

Cobalah pikirkan ide yang lebih kreatif, mungkin untuk menggali ide yang kreatif. Kamu bisa melakukan observasi terhadap lingkungan sekitar dan menelaah peluang bisnis yang tersedia di lingkungan yang bisa dijadikan ide dalam membangun bisnis kamu.

Ide yang monoton adalah ide yang itu-itu saja. Sebagai contoh misalnya teman Kamu sukses dalam menjual hijab, dan anda tiba-tiba ingin menjual hijab juga, cobalah berusaha untuk memberikan sesuatu yang out of the box.

Ide monoton sering sekali membuat new comers terjerumus dalam red ocean yang merupakan titik jenuh dimana semua orang bersaing secara nyata di dalam red ocean, yang nantinya akan berimbas turun-turunan harga dalam bersaing.

2. Konsep bisnis kurang kuat

Misalnya, anda ingin menjual hijab akan tetapi belum merincikan bahannya apa, harganya bagaimana, target marketnya apa, sehingga kamu tidak punya nilai jual untuk bisa maksimal dalam bersaing dipasar market anda karena konsep bisnis anda kurang kuat.

3. Kurang nilai jual

Biasanya anda suka dalam membuat bisnis, namun bisnis anda tidak memiliki nilai jual yang menjadi pembeda dari bisnis teman kamu. Misal, kamu menjual barang seperti headset, case, atau aksesoris handphone secara online, dan hanya menjual saja tidak ada nilai jual misalnya dengan branding atau pola jual yang berbeda.

Contoh dari pola jual yang berbeda misalnya kamu membuat promo jika beli case handphone sebanyak 5 buah, maka akan gratis 1 headset, ini merupakan strategi dalam penjualan. Jika strategi-strategi tidak ada pada usaha kamu, maka nilai jual akan menjadi kurang dan ide bisnis anda tidak akan menjadi unik.

4. Ide bisnis tidak menarik pada investor

Saat ini, banyak sekali investor secara personal disekeliling kita misalnya tante, om atau teman kamu yang bisa memberikan dana mulai dari kurang lebih 2juta-300juta apabila ide bisnis anda menarik. Contoh, apabila kamu membuat bisnis kuliner, misalnya cilok, dimana-mana orang bisa menjual cilok, tapi tidak ada cilok dengan 101 sambal, atau dengan pilihan isian yang banyak varian. Sehingga akan menambah nilai jual dan dapat menimbulkan daya tarik bagi investor. Buatlah bisnis yang siap di franchise-kan. Bisnis yang unik adalah kuncinya.

5. Proyeksi bisnis 5 – 10 tahun kurang sustainable

Cobalah pikirkan bisnis kamu yang bisa bertahan lebih lama kedepan. Mulailah berbicara how to future dan jangan berbicara hanya untuk hari ini.

6. Target market yang terlalu umum

Hindari menentukan target market yang terlalu umum. Contohnya kamu menjual hijab dengan target market yang kurang spesifik. Misalnya target market kamu, semua orang yang menggunakan hijab, coba lebih spesifikkan kembali hijabnya, misalnya untuk remaja.

Apabila target market kamu kurang spesifik, maka akan menyebabkan kamu tidak memiliki segmentasi pasar yang jelas. Sehingga pangsa pasar menjadi terlalu umum dan kamu tidak bisa men-segmentasi antara hot market, warm market dan cool market karena dalam strategi marketing itu ada 3 market. 

Untuk apa bermain di cool market dan warm market kalau sudah mempunyai hot market yang jelas segmentasi pasarnya. Semua itu akan mempengaruhi cashflow atau pendapatan.

7.    Kurang solutif dengan masalah

Mulailah untuk memikirkan bisnis yang solutif terhadap masalah, misalkan saja pada saat era pandemi, kamu bersikeras ingin membuat bisnis dibidang fashion yang stylenya kekinian. Sedangkan diluar sana para pebisnis yang bergerak dibidang fashion kekinian, mulai beralih kearah fashion healthy, seperti masker, pakaian pelindung dan lainnya yang bisa menjadi solusi dalam masalah saat ini. 

8. Nama brand kurang unik

Cobalah untuk membangun branding yang unik, ketika membangun branding, jangan asal-asalan dan  jangan sesekali meniru. Misalnya ada sebuah brand ayam goreng terkenal dan kamu mencoba untuk menirunya dengan brand DFC (Dapur fried chicken) ini tidak dibenarkan.

9. Bisnis by accident no by design

Banyak dari kamu ingin membuat bisnis karena ingin bertahan hidup, bukan membuat bisnis agar bisnisnya hidup dan untuk menghidupi orang lain. Kalau anda membangun bisnis untuk bertahan hidup, maka survive-nya anda adalah penghasilan yang bisa kamu gunakan sehari-hari. Tapi kalau kamu membangun bisnis untuk bisnisnya hidup, dan menghidupi orang lain (bisnis by design), maka kamu akan punya goal yang sangat besar untuk bisa punya penghasilan yang lebih.

10. Tidak percaya diri dengan ide bisnis sendiri

Ketika kamu punya ide bisnis, kamu tidak langsung action dan tidak direncanakan dengan benar, tapi malah diceritakan kepada orang lain dan langsung insecure ketika ada orang yang bilang ide anda kurang bagus. Padahal bisa jadi ide yang digunakan oleh orang lain untuk membangun bisnis yang lebih besar.

 

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement