Senin 16 Aug 2021 16:31 WIB

Kadin Proyeksi Potensi Ekonomi Digital Satu Triliun dolar AS

Potensi ekonomi digital Indonesia masih sangat potensial dapat dikembangkan.

Rep: Novita Intan/ Red: Nidia Zuraya
Pemanfaatan teknologi digital di bidang ekonomi meningkat pesat saat pandemi Covid-19.
Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Pemanfaatan teknologi digital di bidang ekonomi meningkat pesat saat pandemi Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia memprediksi nilai ekonomi digital sebesar Rp 4.531 triliun pada 2030. Adapun prediksi ini berdasarkan roadmap perdagangan digital di Indonesia yang disiapkan pemerintah.

Ketua Kadin Indonesia Arsjad Rasjid mengatakan situasi pandemi mempercepat dinamika perubahan sektor bisnis, salah satu sektor yang menjadi mesin pendorong pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) di kawasan regional. “Potensi ekonomi digital yang diprediksi berkontribusi mencapai satu triliun dolar AS setiap tahunnya,” ujarnya saat konferensi pers virtual, Senin (16/8).

Jika melihat data itu, kata Arsjad, potensi ekonomi digital Indonesia masih sangat potensial dapat dikembangkan. Menurutnya masa pandemi dapat mengubah perilaku konsumen yang tidak mementingkan lagi tatap muka, tapi mengakses, membeli dan membayar barang dengan menggunakan beragam infrastruktur digital. 

“Saat ini, untuk bisnis yang tumbuh karena digital itu tentunya e-commerce, pembayaran digital, blockchain, komputasi awan, 5G, printing 3D dan masih banyak lagi. Bisnis e-commerce itu tumbuh drastis, dari Rp 302 triliun pada 2019, lalu tumbuh menjadi Rp 1.178 triliun pada 2025, hingga menuju Rp 1.900 triliun pada 2030,” ungkapnya. 

Namun, kata Arsjad, data East Ventures Digital Competitiveness Index (EVDCI) melaporkan daya saing digital Indonesia bernilai 27,9. Jika dengan skala nol sampai 100, angka ini memperlihatkan daya saing digital Indonesia masih terbilang rendah. 

Arsjad menilai hal ini sangat disayangkan, mengingat dengan jumlah penduduk yang sangat besar Indonesia masih memiliki potensi besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi digital. “Soal ini, Kadin Indonesia punya dan bisa memainkan peran strategis menjadi katalisator bagi pertumbuhan ekonomi. Salah satunya, selain mendorong perusahaan besar juga membantu dan memperkuat UMKM dengan memanfaatkan teknologi informasi untuk melakukan digitalisasi. Bukan hanya bisnis konvensional, tapi juga ekonomi syariah,” ucapnya. 

Menurut Arsjad, mengambil momentum hari kemerdekaan, Kadin Indonesia bisa melakukan penguatan innovation hub dapat berbagi ilmu, pengalaman dan melakukan program mentoring kepada UMKM dan pengusaha muda, terutama pengusaha daerah. 

“Hal tersulit untuk menerapkan transformasi teknologi digital bukanlah terbatasnya human capital atau sulitnya memahami sistem, melainkan change management. Saat ini Kadin Indonesia berupaya membangun ekosistem digital dengan mengajak pengusaha atau expert bidang teknologi digital menjadi pengurus dan memajukan ekonomi nasional,” ucapnya.  

Arsjad optimistis langkah pelibatan expert usaha digital bisa mengakselerasi ekosistem usaha yang berbasiskan data dan ekonomi digital. Kadin Indonesia berkomitmen untuk mendorong para pelaku usaha dalam berbagai skala usaha untuk membuka diri terhadap perubahan, khususnya terkait teknologi digital. 

“Pada era 4.0 saat ini, kunci kemerdekaan ekonomi adalah kedaulatan digital. Kadin Indonesia bisa memainkan peranan dalam mengakselerasi transformasi society 5.0, demi mendukung percepatan industri digital 4.0. Selain itu, teknologi dimanfaatkan tidak hanya untuk kepentingan ekonomi, tapi juga memecahkan masalah-masalah sosial yang ada demi mewujudkan mimpi kemerdekaan ekonomi dan Indonesia Emas,” ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement