Senin 16 Aug 2021 15:43 WIB

Taliban VS Amerika Serikat Sejak Perang Lawan Teror

Amerika Serikat mengeluarkan banyak sumber daya untuk perangi Taliban

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Nashih Nashrullah
Amerika Serikat mengeluarkan banyak sumber daya untuk perangi Taliban. Taliban berhasil menguasai Istana Kepresidenan Afghanistan di Kabul, Ahad (15/8).
Foto: AP/Zabi Karimi
Amerika Serikat mengeluarkan banyak sumber daya untuk perangi Taliban. Taliban berhasil menguasai Istana Kepresidenan Afghanistan di Kabul, Ahad (15/8).

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL— Setelah 20 tahun perang, pasukan asing mulai menarik diri dari Afghanistan menyusul kesepakatan yang dibuat Amerika Serikat dan Taliban. Sebuah konflik panjang yang menyebabkan korban jiwa hingga puluhan ribu dan memaksa jutaan warga Afghanistan mengungsi. 

Sejarah perang di Afghanistan bermula pada 2001 yang merupakan tanggapan Amerika Serikat atas serangan 9/11 di New York dan Washington, di mana hampir 3.000 orang tewas.

Baca Juga

Amerika Serikat saat itu menuduh kelompok militan Islam Alqaeda, dan pemimpinnya Osama Bin Laden, sebagai pihak yang bertanggung jawab atas peristiwa tersebut. 

Namun saat itu, Bin Laden sedang berada di Afghanistan dan di bawah perlindungan Taliban, kelompok Islamis yang telah berkuasa sejak 1996. 

Ketika Taliban menolak untuk menyerahkan bin laden, Amerika Serikat melakukan intervensi militer, dengan cepat menyingkirkan Taliban dan bersumpah untuk mendukung demokrasi dan menghilangkan ancaman yang mereka sebut teroris. 

Sekutu NATO kemudian bergabung dengan Amerika Serikat dan pemerintah Afghanistan baru mengambil alih kekuasaan pada 2004, tetapi perlawanan Taliban dan serangan mematikan terus berlanjut.  "Gelombang pasukan" Presiden Barack Obama pada 2009 membantu mendorong kembali Taliban tetapi itu tidak jangka panjang. 

Tahun 2014 yang disebut sebagai akhir tahun paling berdarah sejak 2001. Pada tahun itu juga pasukan internasional NATO mengakhiri misi tempur mereka, menyerahkan tanggung jawab keamanan kepada tentara Afghanistan. Ternyata penarikan Itu memberi momentum kepada Taliban dan mereka merebut lebih banyak wilayah. 

Pembicaraan damai antara Amerika Serikat dan Taliban dimulai secara tentatif, dengan pemerintah Afghanistan hampir tidak terlibat. Sehingga terjadilah kesepakatan bersejarah tentang penarikan pasukan pada Februari 2020 di Qatar. 

Baca juga: Taliban Kuasai Kabul, Presiden Ghani Lari ke Tajikistan

Jika diurutkan, sejarah pasang surut hubungan Amerika-Taliban sebenarnya dapat dirangkum menjadi beberapa fase, yakni: 

• 9/11

Pada 11 September 2001, Alqaeda yang dipimpin oleh Osama Bin Laden di Afghanistan disebut melakukan serangan teror terbesar yang pernah dilakukan di tanah Amerika Serikat. 

Empat pesawat komersial dibajak.  Dua diterbangkan ke World Trade Center di New York, yang runtuh.  Satu menabrak gedung Pentagon di Washington dan satu lagi menabrak lapangan di Pennsylvania yang menyebabkan hampir 3.000 orang tewas.

• Serangan udara pertama

Pada 7 Oktober 2001, koalisi Amerika Serikat mengebom fasilitas Taliban dan Alqaeda di Afghanistan. Target termasuk Kabul, Kandahar dan Jalalabad. Pertahanan udara dan armada kecil pesawat tempur mereka hancur akibat serangan koalisi Amerika Serikat.

• Kejatuhan Kabul

Pada 13 November 2001, Aliansi Utara, sekelompok pemberontak anti-Taliban yang didukung pasukan koalisi, memasuki Kabul yang membuat Taliban melarikan diri dari kota. Serangan pasukan koalisi Amerika membuat semua Taliban melarikan diri atau dinetralkan.  Kota-kota lain juga dengan cepat jatuh.

Konstitusi baru

Pada 26 Januari 2004, setelah negosiasi yang berlarut-larut di "loya jirga" atau majelis besar, konstitusi Afghanistan yang baru ditandatangani menjadi undang-undang.  Konstitusi membuka jalan bagi pemilihan presiden pada Oktober 2004.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement